Protes Besar-besaran “No Kings” di Amerika Menunjukkan Nasibnya

Demonstrasi damai berlangsung pada 19 Oktober 2025, di sekitar 2.700 kota besar dan kecil di seluruh Amerika untuk memprotes kebijakan otoriter yang diterapkan oleh pemerintahan Trump. Sekitar 7 juta orang berpartisipasi. Slogannya adalah “No Kings”, merujuk pada Presiden Trump, yang tampil sebagai raja otoriter. Para demonstran mengangkat foto-fotonya sebagai seorang raja absolut dan diktator. Anggota Senat AS dari Partai Demokrat juga berpartisipasi.

Trump menanggapi dengan mengunggah video hasil rekayasa AI yang memperlihatkan dirinya mengenakan mahkota raja dan mengemudikan pesawat yang menyemprotkan sampah ke arah pengunjuk rasa, menunjukkan kesombongan dan ketidakpeduliannya terhadap mereka.

Seiring perpecahan internal yang semakin dalam di Amerika, Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan mengenai pendanaan. Sehingga penutupan pemerintah terus berlanjut sejak awal Oktober, yang berdampak pada banyak layanan yang terganggu, serta merugikan perekonomian, masyarakat, dan mata pencaharian mereka. Sebab jutaan pegawai administrasi, militer, dan penelitian telah dirumahkan tanpa dibayar. Ribuan pegawai telah diberhentikan dari pekerjaannya. Di samping itu, terdapat perpecahan seputar pengerahan militer di beberapa kota dan penentangan Partai Demokrat terhadapnya, yang menyebabkan ketidakstabilan dalam negeri, guncangan negara, dan perpecahan strukturnya, sehingga hal ini membuka jalan bagi keruntuhannya di masa depan.

Sementara para penguasa negeri-negeri Islam merayakan dan memuji diktator arogan ini di Sharm el-Sheikh, mereka mengadopsi rencananya untuk menguasai Gaza yang mendukung penghancuran, pembunuhan, penggusuran, dan kelaparan, seolah-olah itu adalah hadiah baginya. Bahkan beberapa dari mereka telah menanda tangani rencana yang mengancam ini, seperti para penguasa Mesir, Qatar, dan Turki, sementara yang lain menjadi saksi palsu, seperti para penguasa Arab Saudi, UEA, Yordania, Irak, Pakistan, dan Indonesia.

Ketahuilah bahwa mereka sama sekali tidak menolong rakyat Gaza, menghajar entitas kriminal Yahudi, dan memusnahkannya, mereka juga tidak menentang Amerika, sang pendukung utama entitas ini, dan mereka juga tidak menolak rencananya. Sebaliknya, mereka mengemis kepada Amerika agar menghentikan perang, dan mendukung takhtanya yang sedang di ujung keruntuhan. Kalau bukan karena antek-antek tercela ini, tentu Trump tidak akan berhasil dalam kebijakan luar negeri apa pun yang terkait dengan negeri-negeri Islam, bahkan kegagalannya pasti akan memperburuk dan mengkrisis situasi di dalam negeri Amerika, yang pada akhirnya akan menjadi faktor penyebab kejatuhannya secara global, sehingga hal ini akan menyelamatkan bumi dari para penjahat dan pelaku kejahatan paling keji (hizb-ut-tahrir.info, 23/10/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: