Mediaumat.id – Demo mahasiswa atas pemberian gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dinilai Cendekiawan Muslim Prof. Dr. -Ing. Fahmi Amhar karena menyeleweng dari tujuan awal pemberian gelar Doctor Honoris Causa itu sendiri.
“Penyelewengan, karena jasanya yang luar biasa tidak jelas, malah jejak bermasalahnya lebih besar,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Senin (24/10/2022).
Menurut Prof. Fahmi, tujuan awal pemberian gelar Doctor Honoris Causa adalah untuk menghargai orang-orang yang memiliki jasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan atau kemanusiaan. Tapi saat ini kerap diselewengkan oleh para politisi yang gila gelar, sebab menganggap gelar bisa menaikkan nilai jual dirinya.
Membandingkan dengan gelar Doctor Honoris Causa yang diterima Megawati, Prof Fahmi mengatakan Megawati masih mending, karena gelar Doctor Honoris Causa-nya yang pertama dari Universitas Waseda Jepang. Oleh Universitas Waseda Megawati dianggap berjasa melakukan transisi damai selama reformasi tahun 1998-2004 dan itu berarti menyelamatkan investasi Jepang di Indonesia selama orde Baru.
“Tapi beberapa gelar Doctor Honoris Causa yang diberikan beberapa kampus di tanah air sudah bias politik,” ucap Prof. Fahmi.
Terakhir Prof. Fahmi membeberkan, Doctor Honoris Causa itu tidak memiliki hak untuk menguji disertasi atau menjadi profesor. “Tapi di Indonesia sudah amburadul, karena lembaga yang berwenang mengawal gelar akademik ini (kampus) sudah tergadai dengan kepentingan politik atau finansial,” pungkasnya.[] Agung Sumartono