Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato panjangnya pada tanggal 23 April 2025, menggambarkan mujahidin di Gaza sebagai “anak-anak anjing” dan menuntut agar mereka menyerahkan para sandera kepada orang-orang Yahudi tanpa imbalan apa pun. Ia berkata, “Wahai anak-anak anjing, serahkan para sandera dan hentikan semua hal yang menjadi dalih agresi mereka.”
Abbas mengira jika mereka menyerahkan sandera, entitas Yahudi akan berhenti membunuh dan menghancurkan! Sebaliknya, entitas yang merampas Palestina ini akan menegaskan bahwa kebijakan biadabnya yang dilakukan dengan membunuh dan menghancurkan membuahkan hasil!
Juga, Abbas beserta organisasinya, secara dusta dan palsu menyebut organisasinya sebagai Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), namun mereka menyerah dan pasrah dilemahkan dan dihinakan, serta menerima kehidupan yang hina di bawah sepatu orang-orang Yahudi, sebagaimana disebutkan, bahkan mereka bekerja melayani entitas Yahudi atas nama koordinasi keamanan.
Abbas mengemukakan dalam pidatonya bahwa dia dan organisasinya telah menyerah dan menerima sekitar 22% wilayah Palestina, namun kaum Yahudi dan Amerika mengkhianatinya dan mereka tidak memberinya apa pun! Dia tahu bahwa kebijakan konsesi tidak mendatangkan kebaikan, melainkan kejahatan demi kejahatan, namun dia bersikeras pada kebijakan ini dan menuntut agar mujahidin di Gaza menyerahkan para tahanan, senjata mereka, dan nyawanya. Bahkan dia menuduh mereka sebagai alasan atas apa yang terjadi di Gaza. Dia tidak mengatakan bahwa keberadaan entitas Yahudi adalah masalah dan harus dihilangkan, sehingga menentangnya adalah hak. Sebaliknya, dia menegaskan keinginannya untuk hidup berdampingan dengan entitas Yahudi dan mengakui perampasan mereka atas 78% wilayah Palestina, seperti yang dia sebutkan dalam pidatonya.
Padahal semua tahu bahwa 22% wilayah yang seharusnya diakui negara Palestina, sebenarnya telah berada di bawah kendali Yahudi dan negara Palestina secara praktis tidak dapat didirikan di sana. Entitas Yahudi telah secara resmi menyatakan, melalui parlemennya (Knesset), bahwa mereka menolak pembentukan negara Palestina.
Dan Amerika tidak lagi berbicara tentang solusi dua negara yang diusulkannya. Sebaliknya, Amerika ingin menguasai Gaza dan menggusur rakyatnya, bahkan menggambarkan Tepi Barat sebagai Yudea dan Samaria, bukan lagi wilayah pendudukan (hizb-ut-tahrir.net, 24/4/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat