Prabowo Sebut Indonesia Ikuti Ekonomi Kapitalis, Pakar: Realitas Tak Terbantah

Mediaumat.info – Pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia selama ini ‘terlalu manja dengan mengikuti sistem perekonomian Amerika Serikat yang menganut sistem pasar bebas dan juga tanpa batasan (kapitalis)’ dilihat Pakar Ekonomi Arim Nasim sebagai realitas yang tak terbantahkan.

“Saya melihat pernyataan Prabowo itu suatu realitas yang tidak bisa dibantah bahwa Indonesia menerapkan sistem kapitalis bahkan kebijakan – kebijakan ekonomi saat ini terutama sejak 10 tahun kepemimpinan Jokowi lebih kapitalis dibandingkan dengan negara kapitalis,” ujarnya kepada media-umat.info, Selasa (15/4/2025).

Sebagai presiden, ujar Arim, Prabowo harusnya melakukan aksi untuk menghentikan penerapan sistem kapitalis tersebut seperti globalisasi, liberalisasi atau privatisasi atau pasar bebas.

Sebab, Arim memandang, kebijakan ekonomi yang diterapkan Prabowo tidak menyentuh akar masalah yang seperti disampaikan, tapi kebijakan ekonomi Prabowo tersebut hanya tambal sulam saja, sama seperti presiden sebelumnya.

Misalnya, sebut Arim, kebijak fokus kepada pertumbuhan, optimalisasi penyaluran bansos di bulan Februari dan Maret 2025, pencairan THR bagi ASN dan swasta di bulan Maret 2025, stimulus pada bulan Ramadan yaitu diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, program diskon belanja, program pariwisata mudik lebaran dan stabilitas harga pangan.

Termasuk, kata Arim, kebijakan strategis dalam hal penyiapan paket stimulus ekonomi, serta optimalisasi program makan bergizi gratis (MBG), penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan realisasi panen padi.

“Itu semua adalah kebijakan yang tidak menyelesaikan akar masalah ekonomi, yaitu penerapan sistem kapitalis,” sebutnya.

Sedangkan program ekonomi jangka panjang Prabowo juga hanya akan mengokohkan sistem kapitalis seperti optimalisasi pengelolaan BUMN melalui Danantara. “Jadi, kebijakan Prabowo masih berada dalam kubangan sistem ekonomi kapitalis,” bebernya.

Arim menyarankan, yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah menyelesaikan akar masalahnya yaitu menghentikan penerapan sistem ekonomi kapitalis dengan penerapan sistem ekonomi Islam.

Namun, Arim menyebut, perubahan dari sistem kapitalis ke sistem Islam akan terjadi kalau ada empat komponen di tengah-tengah umat.

Pertama, kesadaran akan sistem yang rusak. Dalam konteks ini, Arim mengungkapkan sudah banyak intelektual yang mulai sadar bahwa penyebab krisis ekonomi itu adalah sistem ekonomi kapitalis, tapi tidak cukup itu perubahan akan terjadi kalau tidak memahami sistem penggantinya.

Kedua, paham sistem ekonomi Islam yang kaffah sebagai solusi problem ekonomi. Ia melihat, bahwa Prabowo itu tidak paham sistem ekonomi Islam sebagai solusi untuk menghentikan sistem ekonomi kapitalis ini.

“Karena itu harus ada upaya dakwah yang serius sehingga para pejabat yang mayoritas Muslim ini memahami sistem ekonomi Islam kaffah sebagai solusi problem ekonomi,” ungkapnya.

Ketiga, memahami metode perubahan. Arim menilai, para pejabat dan masyarakat harus dipahamkan bagaimana metode perubahan itu harus dilakukan agar perubahan yang terjadi nanti tidak salah arah.

Keempat, adanya kelompok yang melakukan upaya perubahan untuk merealisasikan tiga kondisi tersebut.

“Menyadari kerusakan sistem kapitalis, memahami solusi tuntas hanya dengan sistem ekonomi Islam dan metode untuk mewujudkan perubahan tersebut,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: