MediaUmat.info – Suksesi perubahan besar menuju sistem pemerintahan yang berideologi Islam secara kaffah membutuhkan adanya kelompok yang berani serta istiqamah mendakwahkan.
“Harus ada kelompok dakwah yang istiqamah, berani,” ujar Wartawan Senior Edy Mulyadi dalam sebuah tulisan berjudul Jalan Menuju Tegaknya Sistem Islam sebagai Solusi Global, yang diterima media-umat.info, Jumat (2/5/2025).
Bahkan, kata Edy menambahkan, kelompok dimaksud juga senantiasa harus siap dibenci tatkala menyuarakan kebenaran tentang Islam, agama paripurna sekaligus solusi komprehensif atas segala permasalahan kehidupan.
Tetapi sebelumnya, umat hendaknya memulai dengan cara pandang bahwa Islam bukan hanya agama ritual. “Umat harus sadar bahwa Islam bukan cuma soal ibadah ritual,” ujarnya, yang berarti memahami Islam bukan hanya perkara shalat, zakat, puasa, haji tetapi juga secara detail dan rinci Islam memiliki konsep seputar sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan hukum.
Lebih jauh, sebagaimana istilah istiqamah yang telah disinggung, umat juga memahami bahwa pemahaman ini bagian dari dakwah yang disampaikan terus-menerus. “Di berbagai ruang, masjid, kampus, warung kopi, media sosial, sampai panggung aksi, terus dan terus dilakukan, sampai umat tercerahkan,” tandasnya.
Tak Sekadar Menyeru
Menurutnya, kelompok pengemban dakwah Islam tak sekadar menyeru tetapi juga membina umat, membangun opini umum, termasuk yang utama membongkar segala bentuk kezaliman penguasa.
Hal seperti ini telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW selama 13 tahun di Makkah, sehingga menjadi fondasi penting sebelum hijrah dan menegakkan negara Islam di Madinah.
“Beliau membina, mendobrak opini masyarakat, dan menghadapi elite Quraisy yang menolak perubahan,” bebernya.
Tentu, tidak menutup kemungkinan suatu perjuangan mendapatkan apa yang disebut sebagai ancaman, tantangan, halangan, gangguan maupun rintangan oleh pihak yang tetap menginginkan status quo.
Sebutlah rezim-rezim boneka yang berkuasa di negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia, yang menurut Edy, justru saat ini masih tunduk pada skenario Barat berikut menjadi pelayan korporasi global, dan takut Islam tegak.
Melalui tangan-tangan aparat, media, hingga undang-undang mereka terus berupaya membungkam dakwah. Salah satunya melabeli seruan penerapan syariat Islam dengan cap ‘radikal’, ‘intoleran’, ‘anti-Pancasila’, ‘ingin mendirikan negara agama’, dsb.
“Tapi kita tidak boleh gentar,” tandasnya, seraya mengutip QS Ali Imran: 139 yang artinya: “Janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang beriman.”
Dengan kata lain, jelas Edy, Allah SWT memberi pesan motivasi dan penghiburan bagi kaum Muslim dengan menekankan pentingnya menjaga semangat dan tidak menyerah dalam menghadapi cobaan, serta memberikan jaminan bahwa mereka yang beriman akan tetap tinggi derajatnya di sisi-Nya.
Karena itu, kembali ditekankan Edy, agar seluruh umat, mulai dari ulama, aktivis, jurnalis, mahasiswa, buruh, petani, dosen, hingga ibu rumah tangga, bisa menjadi bagian dari gerakan perubahan ini.
“Semua bisa jadi bagian dari gerakan perubahan. Kuncinya, sadar, bersatu, bergerak,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat