Pertambangan Ilegal di Aceh Tetap Berjalan, Bukti Kegagalan Pemerintah
MediaUmat – Tetap berjalannya pertambangan ilegal di Aceh dinilai Analis Senior Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Fajar Kurniawan sebagai bukti kegagalan pemerintah memenuhi pekerjaan yang layak untuk rakyat.
“Ini adalah menunjukkan kegagalan dari pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas urusan seluruh rakyatnya, atas terpenuhinya pekerjaan yang layak untuk rakyatnya,” ujar Fajar dalam Kabar Petang: Tambang Emas Bertebaran di Aceh, Belum Tersentuh Hukum, Sabtu (11/10/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Sehingga rakyatnya, kata Fajar, akhirnya disebabkan tidak ada juga peluang yang datang yang ditawarkan oleh negara, maka mereka berusaha sendiri dan pada akhirnya harus mengerjakan sesuatu pekerjaan yang bahkan mempertaruhkan nyawanya.
“Dan ini sangat ironis,” lanjutnya.
Terus Berulang
Menurut Fajar, kejadian-kejadian kecelakaan kerja seperti yang ada di Aceh itu bukan terjadi sekali, itu terjadi puluhan kali dan terus berulang.
“Dan tindakan kita hanya mungkin menyalahkan yang bersangkutan dan penegakan hukum kita yang lemah. Sehingga tidak memberikan solusi kalau itu tindakan disebut sebagai tindakan ilegal,” jelasnya.
Sementara, sebut Fajar, rakyat butuh makan, terus apa solusi yang diberikan oleh negara? Apakah dia disantuni? Apakah kemudian dia diberikan pekerjaan lain yang layak, yang kemudian tidak perlu membahayakan keselamatan jiwanya?
“Ini kan enggak ada,” tegasnya. Rakyat itu disuruh berjibaku sedemikian rupa tanpa ada solusi yang memadai dari negara.
Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, sebut Fajar, bila cadangan tambangnya itu kecil, negara tinggal kemudian memberikan izin buat mereka sehingga tidak sebut lagi ilegal. Kemudian mungkin diawasi dari sisi aspek keselamatan kerjanya, kesehatan kerjanya, diberikan pendampingan mengelola aspek lingkungannya dan seterusnya seperti itu.
“Kalaupun ternyata cadangannya besar dan harus diambil alih oleh negara. Hal ini negara hanya menjadi wakil dari rakyat untuk mengelola tambang itu kemudian hasilnya akan dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat banyak untuk pembangunan berbagai fasilitas, sarana, prasarana, infrastruktur yang dibutuhkan oleh rakyat,” sambungnya.
Menurutnya solusi yang diberikan Islam hari ini tidak dijumpai. “Ketika kita masih berpijak pada solusi-solusi parsial yang berpijak pada ekonomi yang kapitalistik,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat