Perjuangan Politik Umat Islam Pasca RI Merdeka Belum Tercapai

MediaUmat Menulis tentang refleksi 80 tahun kemerdekaan Indonesia, SA Syukur dari Forum Sinergi Muslim (FSM) menyatakan perjuangan politik umat Islam Indonesia pasca-kemerdekaan masih belum sepenuhnya tercapai.

“Refleksi 80 tahun kemerdekaan Indonesia menunjukkan bahwa meskipun umat Islam memiliki peran yang sangat besar dalam merebut kemerdekaan, perjuangan mereka dalam politik Indonesia pasca-kemerdekaan masih belum sepenuhnya tercapai,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima media-umat.com, Ahad (10/8/2025).

Padahal, jelas Syukur, umat Islam telah memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejak masa penjajahan Belanda, Islam tidak hanya menjadi agama mayoritas, tetapi juga kekuatan sosial-politik yang menggerakkan perlawanan.

Meskipun peran umat Islam dalam mengusir penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan jelas tidak bisa dipandang sebelah mata, ungkap Syukur, tapi politik Indonesia cenderung terjebak dalam pragmatisme yang mengabaikan aspek ajaran Islam dalam pengambilan keputusan politik dan kebijakan publik.

Ia melihat, politik Islam di Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari partai politik yang berbasis agama Islam, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Ummat.

“Namun, meskipun terdapat keterlibatan signifikan dari tokoh-tokoh Islam dalam sistem politik formal, kontribusi mereka sering kali dirasakan tidak sebanding dengan peran penting umat Islam dalam kemerdekaan,” bebernya.

Salah satu alasan utamanya, kata Syukur, adalah adanya fragmentasi dalam tubuh politik Islam itu sendiri. Berbagai partai Islam sering kali terpecah, baik dalam hal ideologi, strategi, maupun tujuan.

“Hal ini membuat politik Islam kehilangan daya tawar yang kuat di hadapan partai-partai sekuler yang lebih dominan,” terangnya.

Selain itu, sebut Syukur, banyak tokoh Islam yang terjebak dalam politik praktis, yang berfokus pada keuntungan jangka pendek, sehingga mengabaikan cita-cita besar Islam dalam membangun negara yang adil dan makmur.

Seiring berjalannya waktu, Syukur menilai banyak partai Islam yang lebih fokus pada kekuasaan dan jabatan politik daripada pada perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam kebijakan publik.

“Hal ini menjadi tantangan besar bagi umat Islam yang menginginkan partai-partai Islam yang tidak hanya mencari kekuasaan semata, tetapi juga memperjuangkan tegaknya ajaran Islam sehingga diperoleh kebaikan dan kemaslahatan umat sesuai dengan tuntunan ajaran Islam,” sebutnya.

Oleh karena itu, Syakur berharap partai-partai berbasis Islam perlu mengembalikan identitas ideologis mereka dan lebih fokus pada perjuangan untuk menegakkan keadilan berdasarkan pada ajaran Islam, bukan hanya sekadar meraih kekuasaan. Termasuk fokus pada pembinaan umat agar kesadaran bahwa ajaran Islam wajib diamalkan secara menyeluruh melalui kekuasaan hendaknya menjadi prioritas yang harus dilakukan, di sepanjang waktu, dan bukan hanya menjelang hajatan pemilu.

“Dakwah politis tanpa kekerasan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, adalah jalan yang harus diambil untuk mewujudkan negara yang sejahtera, adil, dan makmur dalam naungan ridha Allah SWT bagi semua rakyat Indonesia, baik Muslim maupun non- Muslim,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: