Perdana Menteri Sudan Umumkan Pembubaran Pemerintahan, Pembentukan Pemerintahan Baru

Perdana Menteri Sudan yang baru, Kamil Idris, mengumumkan pembubaran pemerintah sebagai persiapan pembentukan pemerintahan baru, sehari setelah ia dilantik sebagai Perdana Menteri di hadapan Ketua Dewan Kedaulatan Transisi dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Abdel Fattah al-Burhan. Kantor Berita Resmi Sudan (SUNA) melaporkan bahwa Perdana Menteri mengumumkan pembubaran pemerintahan dan memberi tahu “staf pemerintah tentang keputusan pembubaran pemerintahan, lalu menugaskan sekretaris jenderal dan wakil sekretaris kementerian untuk menjalankan tugas pemerintahan sampai pemerintahan baru terbentuk.”
“Prioritas kami adalah keamanan nasional Sudan, menegakkan otoritas negara, dan sepenuhnya memberantas pemberontakan dan milisi pemberontak,” kata Idris dalam pidato pertamanya kepada rakyat Sudan pada hari Ahad (1/6), menurut televisi pemerintah. Sejak April 2023, tentara dan Pasukan Dukungan Cepat telah melancarkan perang yang telah menewaskan lebih dari 20.000 orang dan sekitar 15 juta orang mengungsi, menurut PBB dan otoritas setempat. Sebuah studi oleh universitas-universitas Amerika menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 130.000 orang.
Masalahnya bukan soal memberhentikan perdana menteri dan mengangkat perdana menteri lain sebagai penggantinya, tetapi lebih pada sistem yang berlaku di Sudan. Selama sistem kapitalisme sekuler masih berlaku di Sudan, maka lingkaran setan ini akan terus berlanjut. Akankah pengangkatan Kamil Idris menghentikan pertumpahan darah di Sudan? Sama sekali tidak. Idris, seperti perdana menteri lainnya, akan terus melayani kepentingan Amerika di Sudan.
Oleh karena itu, masalah di Sudan bukanlah masalah perdana menteri, melainkan masalah sistem. Selama yang diterapkan adalah sistem selain Islam, maka perdana menteri berikutnya akan terus melayani kepentingan Amerika, dengan mengesampingkan kepentingan Islam dan kaum Muslim. Satu-satunya resep mujarab bagi Sudan untuk keluar dari krisis saat ini adalah Islam dan Khilafah. Khilafah akan menghentikan pertumpahan darah dan menyelesaikan semua masalah kaum Muslim dari akarnya, termasuk masalah ekonomi (hizb-ut-tahrir.info, 2/6/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat