MediaUmat – Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai konflik saling serang antara Israel versus Iran yang baru-baru ini terjadi tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing kedua bela pihak.
“Saling serang Iran dan Israel tidak terlepas dari terancamnya kepentingan nasional masing-masing,” ujarnya kepada media-umat.com, Kamis (3/7/2025).
Budi mengatakan, Israel merasa terancam dengan kekuatan Iran, terutama kemampuan untuk melakukan pengayaan uranium yang dikhawatirkan menjadikan Iran memiliki senjata nuklir.
“Apabila terjadi, maka Israel sebagai negara nuklir di Timur Tengah terancam posisinya oleh Iran,” ujarnya.
Budi mengungkapkan, Israel secara khusus menyerang fasilitas nuklir Iran. Membidik tempat tinggal dari para ahli nuklir Iran. Artinya, serangannya spesifik untuk tujuan tertentu. Bukan serangan untuk melakukan invasi. Namun melemahkan atau memberikan warning kepada Iran, untuk tidak melanjutkan programnya.
”Iran menyerang balik setelah di serang oleh Israel dalam skala yang terukur. Tidak untuk menghancurkan Israel secara total. Hanya menunjukkan bahwa Iran sebagai negara berdaulat, ketika teritorialnya diganggu, Iran akan melawan, sesuai dengan taraf yang dimungkinkan. Iran memiliki kemampuan untuk melakukan serangan balasan. Dalam batas tertentu yang tidak meningkatkan skalasi yang tidak terkontrol,” paparnya.
Hubungan Kepentingan
Budi menerangkan, Amerika Serikat adalah negara hegemon di kawasan (Timur Tengah). Dia akan menjaga hegemoninya dan kepentingannya di kawasan. Eksistensi Israel adalah salah satu dari kepentingan AS di kawasan.
“Maka tidak boleh ada serangan yang bertujuan melenyapkan eksistensinya. Kalaupun ada serangan, itu adalah serangan yang masih ‘ditolerir’ oleh Amerika Serikat,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Iran dan Israel adalah dua kekuatan yang saling bersaing di kawasan. Secara power, Iran memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekuatannya. Iran digunakan AS untuk membangun persepsi ancaman di kawasan yang mencitrakan di tengah negara-negara Arab yang mayoritas sunni, ada negara periferal semacam Israel dan Iran yang dapat menjadi ancaman bagi mereka.
“Di sinilah peran penting Amerika Serikat untuk dapat memosisikan sebagai negara pelindung negara-negara Arab yang merasa terancam oleh Iran,” pungkasnya.[] Rasman
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat