MediaUmat – Di tengah masih adanya anggapan seolah sistem Islam tidak cocok untuk masyarakat heterogen seperti di negeri ini, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyatakan betapa pentingnya penjelasan kepada umat untuk menepis semua itu.
“Karena itu penjelasan itu sangat penting,” tegas UIY dalam Focus to The Point: Awalnya Menolak Syariah, Kenapa? di kanal YouTube UIY Official, Rabu (28/5/2025).
Dengan kata lain, jelas UIY, jika terdapat asumsi bahwasanya seseorang belum siap atau belum paham mengenai kewajiban menerapkan Islam di seluruh aspek kehidupan, misalnya, umat yang lebih dahulu memahami bertugas menyiapkan dan memahamkan.
Karena itu, sebagaimana pentingnya penjelasan yang dimaksud, menjadi penting pula aktivitas dakwah Islam kaffah di tengah umat.
“Inilah pentingnya dakwah,” kata UIY menambahkan, yang berarti pula umat tak boleh diam atau menyembunyikan sebagian dari ajaran-ajaran Islam dengan alasan tersebut. Sementara, di saat yang sama gagasan rusak terus berkembang secara terbuka dan bebas saat ini.
Tepis Kekhawatiran
Memang, tak semua pihak bisa seketika menerima gagasan penerapan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan, mulai dari ritual ibadah, etika, hingga interaksi sosial atau biasa disebut muamalah.
Seperti halnya ketika diundang sebagai juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia oleh panitia LK2 (Latihan Kader II) HMI di Semarang pada 5 Maret 2009 kala itu, UIY pun menepis kekhawatiran bakal terjadi perpecahan umat jika syariat Islam benar-benar diberlakukan atas negeri ini.
Justru, ungkapnya, selama sekitar 1400 tahun perjalanan peradaban Islam, seperti termaktub dalam buku berjudul Tapak Dakwah yang ditulis oleh UIY, tak pernah lepas dari persoalan heterogenitas.
Sebutlah ketika Islam pertama kali tegak di Madinah, keanekaragaman masyarakat di sana tetap terjaga. Begitu juga ketika Islam berkuasa di Spanyol, atau dikenal sebagai Al-Andalus, selama sekitar tujuh abad (711-1492 M), para sejarawan bahkan menyebut Espanyol in three religions.
Pun kondisi masyarakat juga heterogen ketika Islam menguasai Konstantinopel di bawah naungan Kekhilafahan Utsmani. Demikian, Islam terbukti mampu mengatur seluruh warga negara baik Muslim maupun non-Muslim. Lebih jauh, Islam memang diturunkan untuk seluruh umat manusia. “Karena memang Islam itu diturunkan untuk seluruh umat manusia,” tegas UIY.
Maknanya, meski ada bagian-bagian tertentu yang sifatnya eksklusif hanya untuk umat Islam, semisal soal ibadah serta akidah. Tetapi terkait persoalan politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dsb., secara empiris telah terbukti membawa kebaikan bagi seluruh manusia.
Di antaranya seputar hukuman (uqubat) dalam Islam berupa hudud potong tangan bagi pencuri, maupun qishash yang berarti hukuman pembalasan setimpal terutama dalam kasus pembunuhan atau pencideraan serius, memiliki dua filosofi utama.
Masing-masing filosofi sebagai pencegah (zawajir) untuk mencegah orang melakukan dosa dan kejahatan, dan penebus (jawabir) yang berfungsi untuk menggugurkan hukuman di akhirat bagi mereka yang telah dihukum di dunia.
“Pelan-pelan saya ceritakan, kemudian saya bandingkan dengan sistem hukum yang ada sekarang ini yang sama sekali tidak bisa memerankan atau memfungsikan pencegahan atau zawajir tadi itu. Apalagi jawabir,” lugasnya.
Karena itu, sebut UIY, kekuatan penjelasan sangatlah penting hingga mampu membangkitkan suatu pemikiran. yang akhirnya muncul dukungan untuk menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Terlebih kehidupan bernegara, dalam hal ini sistem khilafah yang pada dasarnya memiliki empat prinsip yaitu tentang kedaulatan di tangan syara’, kekuasaan di tangan umat, begitu juga persatuan kesatuan khilafah, hingga hak khalifah untuk mengadopsi atau mentabani hukum-hukum Islam, tidak ada perbedaan pendapat di antara para ulama.
“Kalau empat (prinsip) ini enggak ada beda. Detail-detailnya mungkin beda,” pungkasnya, seraya berharap umat akan mengerti bahwa sebenarnya ada banyak sisi-sisi dari Islam yang mereka belum cukup mendapatkan penjelasan.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat