Mediaumat.info – Mudir Ma’had al-Abqary KH Yasin Muthohar menegaskan pentingnya umat dalam kondisi tertentu, menerima keringanan (rukhsah) dari Allah SWT sehingga tak memberatkan diri saat berpuasa Ramadhan.
Perkara ini ia sampaikan dalam Tausiah Hari Ke-21: Terus Berpuasa Meski Sedang Perjalanan Jauh, Jumat (21/3/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.
Adalah peristiwa seputar penaklukan Makkah yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang ia jadikan latar belakang pembahasan sebagaimana perkataan Abu Sa’id al-Khudri yang telah ditulis oleh Imam Ibnu Mulaqqin, di dalam kitab Al-Badr al-Munîr fî Takhrîj al-Ahâdîts wa al-Âtsâr al-Wâqi’ah fî al-Syarh al-Kabîr, 2004, Juz 5, Hlm. 720-721.
Dipaparkan, Abu Sa’id al-Khudri berkata: “Kami berpergian bersama Rasulullah SAW menuju Makkah (yakni dalam tujuan pembebasan Kota Makkah) dan kami berpuasa. Kami singgah di sebuah tempat, maka Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya kalian telah dekat dengan musuh, dan berbuka lebih menguatkan kalian.’ Ini merupakan rukhsah (disepensasi/keringanan), karena itu sebagian dari kami tetap berpuasa, dan sebagian lainnya berbuka.”
“Kemudian kami singgah di tempat lainnya, Rasulullah (kembali) bersabda: ‘Sesungguhnya kalian sudah berada di depan musuh, dan berbuka lebih menguatkan kalian, maka berbukalah.’ Dan ini bukanlah rukhsah, maka kami pun berbuka.”
Sebagaimana dipahami bersama, di riwayat yang terakhir itu tampak jelas Rasulullah SAW meningkatkan level urgensinya yang semula rukhsah menjadi keharusan dengan konsekuensi semua sahabat membatalkan puasa mereka dan berbuka.
Riwayat lain (HR Imam Muslim) menceritakan, ketika sampai di Kura’ al-Ghamim (tempat di antara Makkah dan Madinah), rombongan (Fathu Makkah) kelelahan, Rasulullah SAW meminta satu kantong air setelah shalat Ashar dan meminumnya di depan muka umum. Kemudian salah satu sahabat berkata kepadanya, “Inna ba’dlan nâs qad shâma (sebagian orang masih tetap berpuasa). ” Rasulullah menjawab, “Ûlaikal ‘ushâh, ûlaikal ‘ushâh (mereka adalah orang yang bermaksiat).”
Sekadar ditambahkan, selama 10 hari tak kurang dari 10 ribu pasukan Muslim bersama Nabi SAW melakukan perjalanan sejauh ± 500 km, yang dimulai pada 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah, untuk membebaskan kota yang kedudukannya paling agung tersebut.
Untuk itu kembali Kiai Yasin menegaskan pentingnya menerima rukhsah dari Allah SWT sehingga tidak memberatkan diri sendiri. Sampai-sampai Rasulullah menggelari orang yang tetap berpuasa sebagai pelaku maksiat, tentu saja tujuannya agar mereka semua berbuka. Dalam riwayat lain, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya secara langsung untuk berbuka, dengan tujuan untuk memperkuat diri saat menghadapi musuh.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat