Pentingnya Berpikir Sebelum Bertindak dalam Bermedia Sosial

 Pentingnya Berpikir Sebelum Bertindak dalam Bermedia Sosial

Mediaumat.info – Prinsip tentang berpikir sebelum bertindak, dinilai Khadim Ma’had Syaraful Haramain KH Hafidz Abdurrahman sebagai satu kaidah penting yang harus dipahami sebelum seseorang menyampaikan pesan terutama di media sosial.

“Itulah kaidah yang sangat penting,” ujarnya dalam Tausiah Hari Ke-24, Adab Berkata: Hikmah di Balik Media Sosial, Senin (24/3/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.

Sebab, menurutnya, bertindak terlalu cepat tanpa berpikir terlebih dahulu, termasuk dalam berdakwah, bukan hanya menimbulkan konsekuensi bagi diri sendiri. Orang lain pun juga bisa terdampak. Alhasil, bukannya mencapai target, tindakan terburu-buru tersebut bisa bikin salah sasaran.

Mengutip nasihat Imam az-Zarnuji di dalam kitab Ta’limul Muta’allim, yang notabene membahas tentang pentingnya adab sebelum ilmu, Hafidz menyampaikan 5 hal yang harus diperhatikan.

Pertama, alasan mengapa melakukan dakwah baik secara lisan (bi al-lisan), maupun tulisan (bi al-qalam). “Apa alasan kita, kenapa saya berbicara, harus ada reasoning, (atau) harus ada alasan,” tegasnya.

Kedua, memperhatikan siapa saja yang menjadi objek dari dakwah. Dengan begitu, pesan maupun nasihat yang diserukan juga bakal sesuai dengan kebutuhan umat.

Maknanya, berbicaralah dengan orang lain sesuai dengan tingkat pemahamannya. Tidak bicara tentang sesuatu yang tidak bisa digapai oleh akalnya. Pula dalam menyampaikan ilmu dan berdakwah sebagaimana dipaparkan sebelumnya.

“Dari Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tempatkanlah orang lain sesuai dengan posisinya yang sesuai’” ujar Hafidz mengutip HR Abu Dawud No. 4842.

Kemudian ia juga mengutip yang diriwayatkan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “Bicaralah kepada orang lain sesuai dengan apa yang mereka pahami. Apakah engkau ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR Bukhari No. 127).

Ketiga, yang harus diperhatikan sebelum berbicara adalah terkait waktu. “Kalau timing-nya tidak tepat maka tidak akan tepat sasaran,” kata Hafidz, sembari menyinggung bulan Ramadhan saat ini yang relevan jika menyampaikan seputar bulan perjuangan umat Islam.

Keempat, berkenaan dengan tempat atau sarana dakwah, dalam hal ini media sosial yang memang memiliki kecenderungan orang lain bakal dengan leluasa membagikan foto, video maupun tulisan-tulisan ke wilayah publik yang lebih luas lagi.

“Mungkin ada orang yang meng-capture, mungkin ada orang yang sudah meng- copy, membagikan, dan sebagainya,” ujarnya, yang berarti tulisan atau pesan dimaksud berpotensi menjadi dokumen selamanya.

Kelima, berkaitan dengan panjang pendeknya seruan. “Yang terakhir terkait dengan panjang dan pendek apa yang kita mesti tulis atau apa yang mesti kita ucapkan,” sambungnya.

Demikian, kata Hafidz masih mengutip perkataan Imam az-Zarnuji, apabila umat senantiasa memegang teguh kelima hal tersebut, dan meski dilakukan di media sosial, tetap bisa dipastikan dakwah yang dilakukan akan tepat sasaran.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *