Pengkhianatan Para Penguasa Pakistan dan Penerimaan Mereka terhadap Normalisasi

Pengkhianatan Para Penguasa Pakistan dan Penerimaan Mereka terhadap Normalisasi: Sebuah Pendahuluan untuk Bergabung dengan Perjanjian Abraham yang Kental Aroma Pengkhianatan serta Melayani Kepentingan Amerika dan Entitas Yahudi
Amerika di bawah Trump kini tengah berjuang untuk menciptakan “Timur Tengah Baru” yang melayani kepentingan Amerika di kawasan, dengan kepentingan utamanya yaitu menjamin keamanan dan keselamatan entitas Yahudi sebagai pangkalan militer terdepan Amerika di negeri-negeri Islam. Amerika berupaya menempatkan entitas Yahudi sebagai kekuatan dominan di kawasan tersebut secara politik, ekonomi, dan pemikiran. Terlepas dari semua ini, para antek Amerika di bawah Trump telah bergegas melaksanakan proyek ini, dan melayani kepentingan tuan mereka. Para penguasa ruwaibidhah negara-negara Teluk dan Sudan telah memulai hal itu, dan kini mereka diikuti oleh Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Asim Munir, yang menyia-nyiakan kemenangan yang diraih oleh pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Pakistan atas musuh bebuyutan Pakistan, India. Munir kemudian menominasikan sang pembantai Gaza, Lebanon, dan Iran, Presiden AS Donald Trump, untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Pemimpin entitas Yahudi begitu terpikat oleh gagasan tersebut sehingga ia pun menominasikan Trump, tetapi untuk “Hadiah Nobel Perang”, bukan perdamaian.
Kini giliran antek-antek Pakistan untuk mengambil peran membuka jalan bagi pelaksanaan proyek jahat ini. Penasihat pemimpin partai Liga Muslim Pakistan, Presiden Pakistan Rana Sanaullah, menyatakan bahwa “Pakistan harus mengikuti sikap negeri-negeri Islam terkait Perjanjian Abraham.” Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ishaq Dar dan Menteri Pertahanan Khawaja Asif menegaskan bahwa “Pakistan tidak akan bergabung dalam perjanjian tersebut, menekankan bahwa pengakuan apa pun terhadap (Israel) akan bertentangan dengan dukungan jangka panjangnya terhadap solusi dua negara, dan hanya dapat dipertimbangkan jika hal itu menguntungkan kepentingan nasional Pakistan.”
Meskipun realitas “Perjanjian Abraham” yang digagas Amerika Serikat pada tahun 2020 telah terungkap, yang membuka jalan bagi normalisasi hubungan yang memalukan dan berbahaya dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Oman, dan Sudan, termasuk pembukaan kedutaan besar, penandatanganan perjanjian perdagangan, dan kerja sama teknologi, namun para penguasa yang terpisah dari umat ini terus menginjak-injak akidah rakyat Pakistan yang hanīf (lurus), dan Nabi Ibrahim berlepas diri dari kaum Yahudi dan Kristen. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
﴿مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلَا نَصْرَانِيّاً وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفاً مُّسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾
“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani. Ia seorang yang lurus (hanīf), seorang Muslim, dan bukan termasuk orang-orang musyrik.” (TQS. Ali Imran [3] : 67).
Cepat atau lambat, mereka bersiap untuk bergabung dengan “Perjanjian Abraham” ini, dengan mengklaim bahwa mereka akan bergabung setelah rezim-rezim lain di negeri-negeri kaum Muslim mendahului mereka, mulai dari anak didik Inggris, boneka Amerika di Kerajaan Dinasti Saud, para penguasa Iran, hingga kaum munafik Turki, yang dipimpin oleh munafik terbesar, Erdogan. Dengan cara ini, mereka telah memilih untuk menjadi pengikut buta (imma’ah), yang bertentangan dengan wasiat Rasulullah kita yang mulia saw dalam sabdanya:
«لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا، وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا، وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ، إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا»
“Janganlah kalian menjadi imma’ah (pengikut buta) dengan berkata: ‘Jika orang berbuat baik, maka kami pun akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat zalim (jahat), maka kami pun akan berbuat zalim.’ Sebaliknya, didiklah diri kalian sendiri, jika orang berbuat baik, maka berbuat baiklah, dan jika mereka berbuat jahat, maka janganlah berbuat zalim (jahat).” (HR. Tirmidzi).
Untuk memutarbalikkan kenyataan dan menggambarkan kekalahan sebagai kemenangan, sebagaimana mereka menyia-nyiakan kemenangan pasukan singa atas India, menyerahkan Kashmir, dan menutup mata terhadap penangguhan Perjanjian Air Indus oleh India, lalu menyatakannya sebagai “kemenangan”, yang karenanya Kepala Staf Angkatan Darat dipromosikan ke pangkat “Marsekal Lapangan”, para penguasa Pakistan mengulangi penipuan yang sama dengan berpegang teguh pada apa yang disebut “solusi dua negara”. Mereka menampilkan sikap ini sebagai sesuatu yang terhormat, padahal sebenarnya, proyek ini justru mengukuhkan eksistensi entitas Yahudi di lebih dari 80% tanah Palestina yang diberkati, dan dipasarkan kepada rakyat sebagai sebuah kemenangan. Mereka melakukan persis seperti yang dilakukan pengkhianat besar, Yasser Arafat, dalam Perjanjian Oslo yang kental aroma pengkhianatan, di mana ia menerima kejahatan pendudukan Yahudi di tanah Palestina yang diberkati, dengan imbalan pengakuan Yahudi atas negara Palestina yang berdiri di atas kurang dari 20 persen tanahnya!
Wahai kaum Muslim di Pakistan, khususnya kalian, para pejuang gagah berani di antara angkatan bersenjata! Sungguh, para penguasa politik dan komandan militer kalian telah secara terbuka menyatakan kesetiaan mereka kepada kaum Yahudi dan Kristen. Mereka tidak keberatan menandatangani perjanjian apa pun yang menguntungkan tuan mereka, bahkan jika itu berarti murtad dari Islam, dan mengikuti agama “Abraham” mereka yang baru, atau menyerahkan Kiblat Pertama dan Masjidil Aqsa, masjid yang ketiga dari tiga Masjid Suci. Pengkhianatan mereka yang disengaja ini tidak lain adalah akibat dari kesetiaan mereka kepada musuh-musuh umat. Sekalipun mereka berbicara bahasa kalian dan membaca Al-Qur’an, mereka termasuk orang-orang munafik yang telah diperingatkan Allah SWT kepada kita. Allah SWT berfirman:
﴿وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾
“Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 4).
Kalian harus merebut tangan (kekuasaan) dari mereka, menggulingkan mereka, dan memberikan baiat kalian kepada seorang Khalifah Rasyidah yang memerintah dengan semua yang telah Allah SWT turunkan, membebaskan Masjidil Aqsa dan tempat Isrā’ dan Miraj Nabi saw, serta mengembalikan seluruh anak benua India ke dalam pangkuan umat, di bawah panji Tauhid yang akan menyatukan dua miliar kaum Muslim di bawahnya.
Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Pakistan
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat