Pengamat: Saudara Muslim Nyaris Tidak Peduli Persoalan Kashmir

 Pengamat: Saudara Muslim Nyaris Tidak Peduli Persoalan Kashmir

MediaUmat.info – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph. D. menilai persoalan di Kashmir itu, kondisinya sama seperti di Palestina, Xinjiang, dan Rohingya, yaitu Kashmir dikelilingi oleh saudara-saudara Muslim, tetapi tidak serius atau bahkan tidak peduli.

“Jadi, Kashmir itu, kondisinya sama dengan Palestina, kondisinya sama dengan Xinjiang, kondisinya sama dengan Rohingya, mereka itu dikelilingi oleh saudara-saudara Muslim mereka, tapi saudara-saudara Muslim mereka tidaklah serius atau bahkan hampir tidak peduli gitu terhadap persoalan-persoalan mereka,” ulasnya dalam Kabar Petang: Kashmir Dijajah India? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (30/4/2025).

Jelas Hasbi, telah terjadi pelanggaran kemanusiaan terhadap hak-hak masyarakat Muslim di Kashmir. Termasuk pelanggaran hak keagamaan, penangkapan secara sewenang-wenang dan berbagai hal lainnya.

Harusnya, kata Hasbi, sebagai bagian dari umat Islam, para penguasa negeri-negeri Muslim harus membantu menyelesaikan persoalan Kashmir.

“Kalau bisa memaksa India, termasuk Pakistan untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

Lanjut Hasbi, melakukan pendekatan awal bisa dengan diplomatik atau pendekatan damai.

“Tapi kalau India tidak mau melakukan pendekatan damai, tidak mau koperatif, ya bisa diambil pendekatan yang lebih tegas dan keras kepada India. Itu harus dilakukan sebenarnya oleh dunia Islam,” tandasnya.

Ia menilai, India punya banyak ketergantungan terhadap dunia Islam. Jadi umat Islam punya banyak kekuatan untuk memaksa India, mau koperatif terkait dengan isu Kashmir.

“Sampai Muslim di Kashmir itu betul-betul terlepas dari kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh negara India,” bebernya.

Menurut Hasbi, ini baru persoalan Kashmir, belum bicara tentang kondisi masyarakat Muslim yang ada di India. Sekarang kurang lebih sekitar 200 juta orang yang merasa terintimidasi dan terancam oleh serangan-serangan teroris Hinduvta.

“Kalangan-kalangan Hindu yang militan, yang dipelihara oleh rezim Narendra Modi sampai sekarang,” ucapnya.

Hasbi menyesalkan, tidak ada semacam sindiran-sindiran dalam forum-forum internasional, atau tidak ada proposal request yang didengar dari pemimpin-pemimpin umat Islam terhadap diskriminasi dan pelanggaran HAM oleh India.

“Bahkan dalam banyak kesempatan, Perdana Menteri India itu disambut termasuk di negara kita misalnya, seperti dalam perhelatan G20 di Indonesia ya tahun 2021 kalau tidak salah itu disambut dengan hormat, padahal ya mereka itu termasuk pemerintah India yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan yang paling bertanggung jawab terhadap kekerasan secara struktural yang dirasakan oleh masyarakat Muslim,” ungkapnya.

“Harusnya ketika datang ke negeri kita, ya kita tekan betul. Kalau bisa dipaksa untuk membuat kebijakan untuk meneken kebijakan bahwa semua pihak yang melakukan diskriminasi terhadap Muslim India harus berhenti, kalau tidak akan ditindak tegas. Harusnya kan seperti itu,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Hasbi mengingatkan bahwa Kashmir adalah tanah milik umat Islam. Karena dulu pernah di bawah Kesultanan Kashmir, yang punya hubungan dengan Kesultanan Mughal di India masa lalu. Maka sudah menjadi kewajiban umat Islam, khususnya negeri-negeri Muslim yang ada di OKI untuk bersikap proaktif menyelesaikan masalah Kashmir.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *