Mediaumat.id- Ketidakkompakan antara pimpinan TNI yang tampak ke publik dinilai Pengamat Politik Islam dan Militer Dr. Riyan, M.Ag. tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
“Diduga kuat ini karena persaingan yang tidak sehat di antara para pemimpin. Ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” ungkapnya kepada Mediaumat.id, Jumat (16/9/2022).
Ketidakkompakan tersebut hingga menuai kritik dari anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon dengan mengatakan seperti ‘gerombolan’ pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI, Senayan, Jakarta, Senin (5/9).
Namun, menurut Riyan meskipun kritik tersebut disampaikan secara vulgar tentu menjadi momen untuk melakukan koreksi.
Selain itu, Riyan menilai ada indikasi kuat bahwa TNI diarahkan melayani kepentingan penguasa dan seolah-olah berhadapan dengan rakyat.
“Pembiaran gerakan separatisme di Papua dengan tidak menjadikan TNI sebagai alat negara, membuat rakyat tidak terlindungi dan seolah rakyat dianggap bekerja sama dengan kelompok separatis,” ungkapnya.
Indikasi lainnya, menurut Riyan, adalah ketika Jenderal Dudung melakukan pembersihan baliho HRS. “Ketika Dudung mengatakan akan mengejar kelompok radikal sampai ke titik koordinatnya, menunjukkan posisi TNI tidak netral dalam melihat isu radikalisme yang sebenarnya adalah rekayasa jahat penjajah dan anteknya terhadap umat Islam,” jelasnya.
Jika TNI menjadi corong penguasa tentu akan bahaya karena TNI menjadi alat kekuasaan dan berpihak pada kepentingan rezim penguasa bukan menjadi alat negara dan digunakan untuk melindungi rakyat.
“TNI akan berpisah dengan rakyat yang notabene adalah tempat lahirnya TNI. Sehingga tidak ada kebersamaan dan persatuan antara TNI dan rakyat yang berbahaya karena akan memperlemah kekuatan negara,” tegasnya.
Padahal, dalam Islam, menurut Riyan, tentara ada untuk menjaga misi dakwah Islam melalui jihad fi sabilillah.
“Ini adalah wujud politik luar negeri negara khilafah yang membutuhkan persatuan tentara dan rakyat, dalam rangka menyebarkan Islam sebagai rahmat ke seluruh alam,” pungkasnya.[] Ade Sunandar