MediaUmat – Pertemuan Presiden Uzbekistan Shavat Mirziyoyev dengan Utusan Khusus Presiden AS yang menegaskan agenda lama Washington memperluas kendali melalui kemitraan strategis dinilai Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin sebagai pola kolonial modern yang melahirkan tekanan politik melalui tekanan finansial.
“Inilah pola kolonial modern yang melahirkan tekanan politik melalui tekanan finansial,” tuturnya kepada media-umat.com, Selasa, (23/9/2025).
Di balik jargon ekonomi (America First) kata Umar, AS menggunakan lembaga seperti IMF, Bank Dunia dan RRC untuk menjerat negara dengan utang.
“Contohnya, Uzbekistan kini memikul beban utang lebih $70 milliar. Sementara rakyat dipaksa menanggung pajak yang makin berat,” sambungnya.
Lebih jauh, Umar mengungkapkan, intervensi AS di Uzbekistan tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi. AS juga menawarkan kerja sama di bidang keamanan.
“Bukankah dunia sudah melihat jejak Amerika di Irak, Afghanistan, dan Libya? Atas nama demokrasi, jutaan nyawa melayang, kota-kota hancur, dan stabilitas lenyap,” tegasnya.
Ia menilai janji keamanan yang ditawarkan AS sejatinya adalah penetrasi intelijen, kontrol operasi internal serta perampasan Afganistan adalah perebutan untuk geopolitik AS bukan untuk melindungi rakyatnya.
Amerika Serikat Dukung Genosida
Di Gaza ucap Umar, wajah Amerika sudah terbongkar karena mendukung genosida atas Palestina.
“Dukungan utama kepada entitas Yahudi dalam kerja sama keamanan adalah kedok untuk militer dan politik,” bebernya.
Ia menilai rezim Uzbekistan juga tak luput dari jebakan.
“Slogan terorisme hanyalah topeng, sementara tujuan sejatinya untuk menancapkan hegemoninya di Asia Tengah, mengamankan kepentingannya, dan menjaga negeri Muslim sebagai kepentingan global,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat