Pengamat: Gencatan Senjata Hanya Pemanis Lisan AS dan Entitas Yahudi

 Pengamat: Gencatan Senjata Hanya Pemanis Lisan AS dan Entitas Yahudi

MediaUmat Deklarasi-deklarasi gencatan senjata untuk perdamaian di Palestina hanya pemanis lisan Amerika Serikat (AS) dan entitas penjajah Zionis Yahudi. Hal itu ditegaskan Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D., dalam Kabar Petang: Netanyahu Beri Lampu Hijau Lenyapkan Warga Palestina, Selasa (10/11/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

“Saya kira sebagai sebuah deklarasi saja, dan ini sudah sering dilakukan oleh baik Amerika Serikat maupun Israel ya. Mereka menyetujui gencatan senjata misalnya, tapi setelah itu tidak ada tindak lanjut. Yang terjadi adalah hanya di lisan saja untuk pemanis saja untuk menyenangkan hati saja,” ujar Hasbi.

Namun setelah itu, lanjutnya, di lapangan AS dan Israel masih tetap melakukan pelanggaran-pelanggaran tanpa tersentuh hukum.

Idealnya, sebut Hasbi, kalau memang ada niat baik gencatan senjata untuk perdamaian seharusnya diikuti dengan langkah-langkah sistematis lainnya.

“Ada proses pengawasan, pelibatan pihak ketiga, dan penegakan hukum yang pasti kepada para pelanggar,” jelasnya.

Proses peacebuilding (pembangunan perdamaian), sebut Hasbi, harus melibatkan semua pihak, baik negara, organisasi internasional, termasuk kelompok non-negara seperti sipil, NGO (Non-Governmental Organiza/LSM), jurnalis, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, dan lain sebagainya,” paparnya.

Namun, ia menilai, sebagai negara penjajah baik itu AS maupun Israel tidak pernah serius untuk menjalankan proses perdamaian.

Track record (rekam jejak) Amerika Serikat termasuk apalagi Israel itu hanya bermain di lisan saja, tapi setelah itu mereka secara aktif tetap melakukan pelanggaran terhadap warga Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat,” ungkapnya.

Satu-satunya Cara

Secara faktual, Hasbi menegaskan bahwa langkah militerisasi adalah satu-satunya cara untuk menghentikan kejahatan Israel.

“Langkah tegas adalah langkah militarisasi. Intervensi militer. Saya kira itu cuma satu-satunya cara, dan ini sudah terjadi di banyak negara sebenarnya,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana intervensi militer NATO di Bosnia pada 1990-an berhasil menghentikan pembantaian dan mengadili para pelaku genosida.

“Dalam pembantaian Bosnia tahun 90-an awal itu kan NATO akhirnya melakukan intervensi militer ke sana dan melalui itulah tercipta keamanan dan genosida kemudian berhenti. Setelah itu pemimpin Serbia waktu itu ditangkap dan diadili oleh pengadilan internasional,” jelasnya.

Hasbi juga menyebut banyak contoh kasus lain yang menunjukkan dibutuhkannya peran militer internasional dalam menghentikan pelanggaran hukum internasional.

“Irak juga tahun 90-an diintervensi oleh NATO khususnya Amerika Serikat karena melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah Kuwait,” ujarnya.

Menurutnya, langkah serupa seharusnya juga diterapkan terhadap Israel yang terus melanggar hukum internasional dan melakukan genosida terhadap warga Palestina.

“Sayangnya dalam konteks Israel dan Palestina ini, semuanya tumpul. Tajinya tidak ada, keinginan politik juga tidak ada, baik dari negara-negara anggota PBB maupun negara-negara Muslim di Timur Tengah. Itu yang sangat disayangkan,” sesalnya memungkasi.[] Muhar

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *