Pengamat: Dalam Politik, Ada Panggung Depan, Ada Panggung Belakang

MediaUmat Menyoroti pemberian abolisi dan amnesti oleh Presiden Prabowo kepada Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto, Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. menyatakan dalam politik ada panggung depan dan panggung belakang.

“Dalam politik saya sering sampaikan itu, ada panggung depan, front stage namanya. Ada panggung belakang,” ujarnya dalam Special Interview: Abolisi dan Amnesti Ala Prabowo? di kanal YouTube Rayah TV, Sabtu (2/8/2025).

Dalam politik, jelasnya, jangan pernah membayangkan bahwa panggung depan dengan panggung belakang itu akan senantiasa sama. “Bisa sama, iya. Bisa juga beda, sangat mungkin,” ucapnya.

Ia mencontohkan perbedaan panggung depan dengan panggung belakang dalam politik. Misalnya, akan ditemukan fenomena di depan saling caci maki, saling serang, tapi di belakang ketawa-ketawa, mungkin malah ngopi. Itu banyak kasus terjadi.

Atau sebaliknya, ia menegaskan, di depan mungkin kelihatannya gembira, tapi ternyata di belakang ada semacam pressing, ada tekanan-tekanan, ada kompromi-kompromi.

Sequen

Ia memandang, pemberian abolisi dan amnesti ini, tentu ada sequen (urutan), ada peristiwa-peristiwa sebelumnya yang kemudian itu menjadi semacam momen untuk para politisi agar menjadi tetap eksis, tetap solid, tetap kuat.

Dalam bahasa politik sekuler, sebutnya, itu biasanya disebutnya: Who get what? (Siapa dapat apa?)

“Kalau misalnya, saya. Saya ini dapat apa kalau dukung Anda? Saya dapat apa kalau menjauhi dia?” ujarnya menjelaskan.

Selain who get what? dalam politik sekuler juga kadang-kadang dipertanyakan terkait why-nya (kenapa?).

“Kenapa kemudian saya harus menjauhi, kenapa saya harus mendekati dia?” ungkapnya.

Namun, ia juga mengungkapkan, aspek why? itu, kadang-kadang tidak menjadi ukuran.

“Pokoknya who get what? tadi itu, saya dapat apa? Kalau itu menguntungkan, ya…why not? (mengapa tidak?) akhirnya jadi begitu. Bukan why? Tapi why not?” imbuhnya.

Ia mengingatkan, momen pemberian amnesti kepada Hasto yang juga sekjen PDIP di bulan Agustus ini, di saat PDIP sedang mengadakan kongres di Bali, memang tidak terlalu kentara motif politiknya.

Namun, ia memungkas, ada hal yang menarik dari pernyataan politik dan itu paling utama, yaitu dukung Prabowo.[] ‘Aziimatul Azka

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: