Penertiban Tanah Terlantar, Pengamat: Tidak Boleh Gegabah
MediaUmat – Merespons langkah Menteri Agraria Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid dalam melakukan penertiban dan pendistribusian tanah terlantar, Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim mewanti-wanti agar jangan gegabah.
“Tentu (pemerintah) tidak boleh gegabah,” ujarnya dalam Kabar Petang: Hanya Perlu 90 Hari Tanah Terlantar Resmi Bisa Diambil Alih Negara, Kamis (20/11/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Pasalnya, sebut Arim, jika penguasa main rampas saja itu akan juga menimbulkan ketidakadilan.
Dua Sisi
Menurut Arim, ada dua sisi yang perlu diperhatikan pemerintah. Pertama, dari sisi aspek kepemilikan. “Pemerintah harus mencari tahu kepemilikan tanah terlantar itu, milik pemerintah atau milik rakyat?” ujarnya.
Menurutnya, beda perlakuannya kalau tanah itu ya baik hak milik individu maupun HGU atau HGB yang sebenarnya ya itu diamanahkan penguasanya pada individu untuk pemakaiannya.
Ia menekankan pentingnya pemerintah memeriksa lebih jauh tanah yang nganggur tadi apakah hak milik rakyat atau HGU atau juga HGB, yang sebenarnya diamanahkan kepada rakyat untuk dikelola tapi nganggur, atau memang ya sebenarnya milik negara atau hak yang harus memang dikelola oleh negara secara langsung, tapi negara sendiri kemudian mengabaikan.
Kedua, ini mestinya pemerintah melihat penyebab tanah itu terlantar. “Kalau itu adalah milik rakyat ya, kalau itu adalah milik juga ya HGU, HGB yang kemudian sebenarnya ya diberikan amanah kepada rakyat untuk mengeksploitasinya atau untuk memproduktifkan ketika kemudian dibiarkan berarti ada kemungkinan problemnya itu tidak punya dana untuk menggarap tanah tersebut, atau tidak punya modal,” jelasnya.
Artinya, ucap Arim, perlu diberikan bantuan dari negara atau perlu diberikan pinjaman tanpa bunga, tanpa riba.
“Ini merupakan tanggung jawab negara untuk mengurus rakyat, ” tandasnya.
Menurut Arim, kalau tanah terlantar ini kemudian diproduktifkan ya minimal masyarakat akan terentaskan ya terkait dengan pengangguran maupun juga kemiskinan.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat