Penarikan AS Menyebabkan Bencana Kekalahan Bagi Pasukan Afghanistan, Menurut Laporan Pedas Pengawas Investigasi

The Guardian – Angkatan bersenjata Afghanistan runtuh tahun lalu karena mereka telah dibuat bergantung pada dukungan AS yang tiba-tiba ditarik dalam menghadapi serangan Taliban, menurut penilaian pedas oleh pengawas pemerintah AS. Sebuah laporan oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (Sigar) tentang kekalahan besar yang menyebabkan jatuhnya Kabul pada 15 Agustus, menyalahkan pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden serta pemerintah Afghanistan Ashraf Ghani. “Sigar menemukan bahwa satu-satunya faktor terpenting dalam runtuhnya Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF) pada Agustus 2021 adalah keputusan dua presiden AS untuk menarik militer dan kontraktor AS dari Afghanistan, sementara pasukan Afghanistan tetap tidak dapat mempertahankan diri,” kata laporan yang diamanatkan kongres, yang dirilis pada hari Rabu (18/5).

Sigar dalam investigasinya berfokus pada dampak dari dua peristiwa penting yang dikatakan menghancurkan pasukan Afghanistan: Perjanjian Doha Februari 2020 antara pemerintahan Trump dan Taliban, dan kemudian keputusan Biden pada April 2021 untuk menarik semua pasukan AS pada September, tanpa meninggalkan kekuatan sedikitpun. “Karena ketergantungan ANDSF pada pasukan militer AS, peristiwa ini menghancurkan moral ANDSF,” kata inspektur jenderal.

“ANDSF telah lama mengandalkan kehadiran militer AS untuk melindungi dari kerugian ANDSF dalam skala besar, bahkan pasukan Afghanistan melihat Amerika Serikat sebagai sarana untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah mereka untuk membayar gaji mereka. Perjanjian AS-Taliban memperjelas bahwa ini tidak lagi terjadi, kondisi inilah yang mengakibatkan rasa ditinggalkan di dalam ANDSF dan rakyat Afghanistan,” tambahnya.

ANDSF bergantung pada pasukan dan kontraktor AS karena begitulah cara pengembangan pasukan, menurut laporan tersebut. Bahkan laporan itu mengatakan bahwa “Amerika Serikat merancang ANDSF sebagai cerminan pasukan AS”. “Amerika Serikat menciptakan struktur militer gabungan yang membutuhkan kecanggihan dan kepemimpinan militer profesional tingkat tinggi,” ungkapnya.

Amerika Serikat juga menciptakan korps perwira yang tidak ditugaskan, dan tidak memiliki dasar dalam sejarah militer Afghanistan. Sehingga diperlukan waktu puluhan tahun untuk membangun kekuatan modern, kohesif, dan mandiri. “Angkatan udara Afghanistan, sebagai kekuatan militer utama yang dimiliki pemerintah untuk hadapi Taliban, belum bisa diproyeksikan untuk mandiri, paling cepat hingga 2030,” menurut dokumen Sigar  (Sumber: The Guardian, 20/5/2022).

Laporan tersebut tidak dapat menyembunyikan fakta bahwa alasan sebenarnya dari kegagalan tentara Afghanistan adalah karena AS tidak dapat memenangkan perang kecil. Ingat, bahwa AS kalah di Vietnam, Irak, dan Afghanistan. Hal yang sama juga akan berlaku untuk Rusia di Ukraina. Terlepas dari keunggulan militer yang dimiliki oleh kekuatan besar. Mereka berperang melawan orang-orang sewaan musuh dan berakhir sebagai pecundang (hizb-ut-tahrir.info, 20/5/2022).

Share artikel ini: