Setiap orang telah mendengar dan mendengarkan, serta melihat dan menyaksikan kecongkakan orang-orang Yahudi, musuh Allah, di Palestina. Adegan penyerbuan Masjid Al-Aqsa, penodaan tempat suci, dan penyerangan terhadap kesucian dan jamaah shalat di kiblat pertama kaum Muslim, dan Masjid yang ketiga setelah dua masjid suci (Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah). Semua ini terjadi selama bulan suci Ramadhan sebagai pesan dari entitas Yahudi kepada semua Muslim di dunia, bukan hanya kepada rakyat Palestina atau Arab saja, jelasnya bahwa mereka melakukan tindakan di tempat suci kita dan di Masjid Al-Aqsa tanpa ada kepedulian dari dua miliar kaum Muslim, karena mereka tahu betul bahwa tidak akan ada ancaman nyata bagi mereka dengan apa yang mereka lakukan ini.
Dari mana entitas Yahudi memperoleh keberanian ini, dan mengapa mereka mempertontonkan tantangan ini?
Orang-orang Yahudi telah merasa aman dari hukuman, jadi mereka pun berperilaku buruk. Mereka tahu betul bahwa semua penguasa kaum Muslim bersekongkol melawan perjuangan Palestina, dan mereka sudah bersekongkol melawan rakyatnya sendiri, karena mereka begitu setia kepada kekuatan kaum kafir penjajah. Dengan kata lain, jika bukan karena Barat, yang dipimpin oleh Amerika, dan penguasa kaum Muslim yang melindungi mereka, pasti mereka tidak akan berani melakukan semua itu. Maha Benar Allah Swt. ketika Dia berfirman tentang mereka:
﴿ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ﴾
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.” (TQS. Ali Imran [3] : 112).
Apakah kejahatan yang dilakukan oleh entitas Yahudi ini terisolasi dari keadaan pembangkangan sipil yang tinggal di dalamnya karena perubahan yudisial yang ingin diberlakukan oleh pemerintah sayap kanan yang dipimpin oleh Netanyahu?
Tidak ada keraguan bahwa waktu serangan entitas Yahudi di Masjid Al-Aqsa adalah untuk mengekspor krisis yang sedang dialami pemerintah Netanyahu, karena diperlukan jalan keluar yang tepat yang akan memulihkan kehidupan sipil di entitas tersebut ke keadaan normalnya. Sehingga harus ada eskalasi dengan kaum Muslim Palestina, terutama di Gaza atau di Lebanon selatan, khususnya setelah Amerika menggagalkan rencana Netanyahu untuk mengekspor krisis ke Iran setelah kunjungan mendesak Menteri Pertahanan AS dan para pejabat lainnya ke entitas Yahudi.
Tidak ada keraguan bahwa solusi atas kejahatan entitas Yahudi terhadap tempat suci dan rakyat Palestina adalah mencabutnya dari akarnya. Oleh karena itu, solusinya ada di tangan mereka yang mampu, yaitu tentara kaum Muslim, bukan di tangan para pejuang perlawanan dari kalangan rakyat Palestina.
Pertanyaan penting: Mengapa gerakan perlawanan di dalam Palestina harus menghadapi kejahatan dan agresi yang dilakukan entitas Yahudi di Palestina sementara umat Islam memiliki lebih dari lima puluh tentara?! Apa yang membuat semua tentara ini meringkuk di barak mereka, bermalas-malasan dalam menjalankan beban dan tanggung jawabnya di hadapan umat dan di hadapan Allah Swt.?! Apa yang mengubah tentara ini dari tentara yang efektif dan produktif yang melindungi kaum Muslim, tanah dan kekayaan mereka, menjadi tentara yang malas, memakan kekayaan umat (gaji buta), dan tunduk pada musuh-musuhnya?!
Merekalah para penguasa kaum Muslim yang membelenggu dan merusak tentara, karena mereka memenuhi permintaan musuh umat, yaitu kaum kafir Barat, para penjajah yang mendirikan dan memelihara entitas Yahudi.
Tentara ini harus bangkit melawan penguasa mereka, membebaskan diri dari mereka dan dari ketergantungan mereka pada Barat. Sebab mereka mampu membebaskan seluruh umat, bukan hanya Palestina. Tentara ini mampu memulihkan otoritas umat, dan inilah peran tentara saat ini. Dengan demikian, tidak boleh tentara dibiarkan lumpuh, terbelenggu, dan terpuruk di baraknya, hanya menyaksikan apa yang terjadi pada rakyat kami dan tempat suci kami di Palestina. Allah swt. berfirman:
﴿انفِرُوا خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ﴾
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (TQS. At-Taubah [9] : 41).
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:
«عَلى المَرْءِ المُسْلِم السَّمْعُ والطَّاعَةُ فِيما أَحَبَّ وكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإذا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلا سَمْعَ وَلا طاعَةَ»
“Mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik dalam hal yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan. Adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada (kewajiban) mendengar maupun menaati..” (HR. Bukhari Muslim). [Dr. Faraj Mamdouh]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 7/4/2023.