MediaUmat.info – Kiai Abu Innas dari Tabayyun Center menyatakan maraknya kasus pelecehan seksual di dunia pesantren karena ajaran Islam yang diterapkan baru pada tataran individu.
“Nah, hanya saja kita memang belum sampai pada satu tahapan ajaran Islam itu benar-benar diterapkan secara sosial dan dalam sistem kenegaraan. Islam itu baru pada tataran dilaksanakan oleh individu,” ujarnya dalam Kabar Petang: “Walid di Pesantren”, Ada? di kanal YouTube Khilafah News, Kamis (8/5/2025).
Sehingga, lanjutnya, ketika ada penyimpangan yang dilakukan oleh individu, maka secara sosial dan secara kenegaraan, perbuatan tersebut tidak bisa ditindak dengan menggunakan nilai-nilai Islam.
“Lalu bagaimana mungkin ketika individu itu melakukan suatu penyimpangan dari suatu ajaran Islam, lalu kemudian ia hendak ditindak dengan norma-norma yang sebetulnya juga tidak islami? Akhirnya semuanya jadi korban,” tegasnya.
Jadi, menurutnya, bukan hanya korban para santri itu sendiri, tapi sebetulnya semua ikut-ikutan menjadi korban. Bahkan, Islam itu sendiri dan umat Islam akhirnya menjadi ikut tersudutkan gegara adanya kasus-kasus yang memalukan semacam ini.
“Nah, harusnya kita semua itu berupaya agar Islam itu tidak hanya diterapkan dalam level individu,” jelasnya.
Sehingga, lanjutnya, ketika ada individu yang menyimpang dari aturan Islam dan itu juga otomatis mencederai perilaku-perilaku sosial lainnya, maka Islam bisa hadir secara instrumen sosialnya bahkan instrumen kenegaraannya dan bisa menindak untuk menimbulkan efek jera.
“Nah, sekarang ini kalau kita serahkan kepada mekanisme sosial yang ada apalagi mekanisme kenegaraan yang ada, maka tidak bisa mencegah individu-individu lain untuk terulang kejadian yang sama,”bebernya.
Terlebih lagi, lanjutnya, dalam dunia sekularisme saat ini, nilai-nilai moral itu hanya ada dalam nasihat-nasihat, ada dalam himbauan-himbauan.
“Tidak benar-benar mengejawentah nilai-nilai itu dalam kehidupan masyarakat,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat