Pelajar Tendang Seorang Nenek, Ada yang Salah dalam Sistem Pendidikan

Mediaumat.id – Seorang pelajar menendang seorang nenek hingga tersungkur sebagaimana tersebar dalam sebuah video viral menunjukkan ada yang salah dalam sistem pendidikan saat ini.

“Apa yang terjadi itu menunjukkan ada sesuatu yang salah di dalam sistem pendidikan yang dilakukan saat ini, karena mereka adalah generasi yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang tercetak dengan satu pola sikap yang baik bagaimana menghargai orang tua,” tutur Pengamat Sosial Politik Fikri Zudiar dalam Kabar Petang: Krisis Adab Remaja dan Pelajar Indonesia, Jumat (25/11/2022) melalui kanal YouTube Khilafah News.

Menurutnya, ini menjadi satu permasalahan yang kesekian kalinya yang harusnya pemangku kebijakan mengevaluasi terkait dengan pendidikan yang ada saat ini. “Ini memberikan indikasi masyarakat sedang sakit,” tegasnya.

Fikri mengatakan, sangat banyak ragam kenakalan remaja. Tawuran remaja, munculnya geng motor yang perilakunya seenaknya mengganggu kepentingan umum bahkan tindakan-tindakan tidak terpuji yang lain yang menjurus kepada aktivitas kriminal.

“Mengapa seperti ini terjadi berulang? Ini produk dari buah sistem yang saat ini dilaksanakan. Ternyata sistem ini gagal untuk mencetak mereka menjadi seorang yang memiliki akhlak sebagaimana yang diharapkan,” ujarnya.

Fikri menyayangkan, seringkali yang menjadi sorotan itu pada tataran sistem pelaksanaannya. “Kalau saya melihat (bukan hanya) dari sisi pelaksanaannya, tetapi juga dari sisi koreksi pada sistem kurikulum yang ada,” ujarnya.

Akidah

Menurut Fikri, dalam sistem Islam pertama sekali adalah penanaman akidah. “Akidah ini menjadi satu pemahaman dalam kehidupan mereka di mana pun mereka berada, apa pun aktivitasnya itu senantiasa disandarkan kepada akidah,” terangnya.

Sistem sekuler, sambungnya, tidak meletakkan dasar-dasar pembentukan generasi dengan dasar yang benar. Dasar yang dipakai sekuler yang meletakkan agama hanya sebatas retorika yang tidak dipraktikkan. “Kita perlu belajar bagaimana generasi Islam dahulu mereka mendapatkan pengajaran sehingga lahir sosok-sosok pemuda yang luar biasa,” cetusnya.

Untuk bisa mengubah semua ini, kata Fikri, harus ada political will dari pemangku kebijakan untuk menjadikan sistem pendidikan terbaik yaitu Islam.

“Islam tidak hanya dijadikan sebagai nilai-nilai tetapi memang dimasukkan di dalam sistem pendidikan dengan menanamkan akidah terlebih dahulu berikutnya baru ditonjolkan pada aspek-aspek yang sifatnya praktis,” terangnya.

Fikri menilai, ada pandangan yang keliru ditengah masyarakat saat remaja melakukan kenakalan itu dianggap masih anak-anak sehingga tidak mendapatkan sanksi.

“Ini sesuatu yang tidak tepat, sebab dalam Islam batas perilaku dikatakan baik yang mendatangkan pahala, atau buruk yang mendatangkan dosa itu batasnya baligh. Kalau sudah baligh, saat ia melakukan kesalahan agar diberikan sanksi,” bebernya.

Fikri mengakui, tugas para pendidik memang berat, tetapi lebih besar dari itu masyarakat butuh sistem komprehensif sehingga pendidikan bisa berjalan dengan baik. “Ini yang perlu diwujudkan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Share artikel ini:
whatsapp
line