Pejabat Iran Menuduh Rusia Mengirim Informasi kepada Entitas Yahudi

Mohammad Sadr, anggota Dewan Kebijaksanaan Iran, menuduh Rusia memberikan informasi kepada entitas Yahudi untuk menyerang pusat-pusat pertahanan Iran. Dalam wawancara pers pada 25 Agustus 2025, ia mengatakan, “Dalam perang 12 hari antara (Israel) dan Iran, juga perang sebelumnya, Rusia mengirim informasi tentang pusat-pusat pertahanan negara itu kepada (Israel).” Ia berkata: “Ini Rusia. Rusia siap mengirimkan sistem S-400 ke Turki, anggota NATO, tetapi belum mengirimkannya kepada kami, dan kamilah yang memiliki perjanjian strategis dengannya. Sudah lama ada pembicaraan tentang pembelian pesawat Sukhoi 35, dan mereka juga belum mengirimkannya kepada kami. Rusia memiliki kecenderungan khusus terhadap (Israel).” Ia menambahkan, “Mari kita jalin hubungan dengan Rusia, tetapi tanpa rasa saling percaya.”

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ismail Baghaei, kemudian membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan, “Tuduhan yang beredar tidak mencerminkan sikap resmi Iran, melainkan pendapat pribadi yang bersangkutan. Hubungan strategis antara Teheran dan Moskow didasarkan pada kepentingan bersama.”

Mohammad Sadr menuduh entitas Yahudi menembak jatuh pesawat yang membawa Presiden Iran Ibrahim Raisi, yang didampingi oleh Menteri Luar Negerinya Hossein Amir-Abdollahian, kepala Garda Revolusi, gubernur Azerbaijan Timur, dan imam salat Jum’at Tabriz. Ia berkata, “Melalui pembunuhan praktis ini, (Israel) ingin mengirim pesan bahwa jika Iran melanjutkan, kami pun akan melanjutkannya.” (Asharq Al-Awsat, 25/8/2025).

Perlu dicatat bahwa Iran bersekutu dengan Rusia di Suriah untuk melindungi rezim tiran Bashar al-Assad, dan mereka membunuh banyak warga Suriah. Kini, beberapa anggota rezim Iran, seperti Mohammad Sadr, anggota Dewan Kebijaksanaan, sedang berunding dengan Rusia, mengklaim bahwa Rusia berkonspirasi melawan mereka dan memberikan informasi kepada entitas Yahudi tentang pusat-pusat pertahanan mereka. Pernyataan ini bukan tidak mungkin, meskipun Kementerian Luar Negeri membantahnya sebagai bentuk diplomasi. Jika tidak, Rusia berkonspirasi melawan kaum Muslim, menduduki sebagian wilayah negerinya, memeranginya di wilayahnya sendiri, dan menangkap banyak pengemban dakwah, di antara syabāb Hizbut Tahrir.

Bukan tidak mungkin entitas Yahudi yang mendalangi pembunuhan mantan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rombongannya. Kami mengatakan ini karena pesawat tersebut lepas landas dari perbatasan Azerbaijan, yang telah menjadi pangkalan bagi entitas Yahudi untuk melancarkan perang melawan Iran. Entitas Yahudi membunuh para pemimpin senior selama perang 12 hari dan hampir membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, seandainya Amerika Serikat tidak mencegahnya. (hizb-ut-tahrir.info, 27/8/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: