Partai Pekerja Kurdistan Mengumumkan Pembubarannya dan Penghentian Perjuangan Bersenjatanya

Pada tanggal 12 Mei 2025, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengumumkan pembubarannya dan penghentian tindakan bersenjata terhadap Turki. Partai ini memulai kampanyenya pada tahun 1984 dan telah merenggut nyawa lebih dari 40.000 orang selama hampir 40 tahun.

Kantor berita partai yang pro-Kurdi, Firat, melaporkan pernyataan partai tersebut, yang mengatakan bahwa langkah itu diambil sebagai tanggapan atas seruan untuk “perdamaian dan masyarakat demokratis” yang diserukan oleh pemimpin partai, Apo Abdullah Ocalan, pada 27 Februari 2025. Partai tersebut menggelar konferensi kedua belas antara 5 dan 7 Mei.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa partai “telah menyelesaikan misi bersejarahnya dan membawa masalah Kurdi menuju solusi melalui politik demokratis.” Dikatakan bahwa partai “telah membuat keputusan untuk menjalankan dan mengatur proses implementasi praktis dari keputusan Pemimpin Apo (Abdullah Ocalan) untuk membubarkan struktur organisasi PKK, mengakhiri perjuangan bersenjata, dan mengakhiri aktivitas yang dilakukan atas nama PKK.”

Dalam pernyataannya, menunjukkan adanya tekanan kepadanya, dengan mengatakan: “Konferensi kami diselenggarakan dengan damai meskipun dalam situasi sulit akibat perang yang sedang berlangsung, serangan udara dan darat yang terus berlanjut, serta pengepungan yang terus berlangsung oleh Partai Demokratik Kurdistan (KDP), yaitu partai yang berkuasa di Wilayah Kurdistan di Irak utara, di wilayah kami.”

Tampaknya antek-antek Inggris dalam partai tersebut tidak mampu menahan tekanan ini. AS, Turki, dan Irak menekan Pemerintah Daerah Kurdistan di Irak utara untuk menghentikan dukungannya terhadap partai tersebut. Karena itu mereka melancarkan serangan dan memperketat pengepungan. Mereka juga menekan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS untuk mengusir anggota PKK dari Suriah dan memutuskan hubungan dengan partai tersebut. Terlihat bahwa seruan Abdullah Ocalan memengaruhi faksi-faksi penting dalam partai, meningkatkan tekanan pada pimpinan partai, yang dipimpin oleh antek-antek Inggris, dan memaksa mereka setuju untuk mengadakan konferensi yang membuat keputusan ini.

Di sisi lain, seruan partai ini, juga seruan rezim Turki, adalah nasionalisme busuk yang diharamkan oleh Islam, sementara Islam menyerukan persatuan kaum Muslim, Arab, Turki, Kurdi, Persia, dan lainnya, menjadi satu umat di bawah naungan satu Imam, yaitu satu orang Khalifah yang memerintah mereka dengan Islam (hizb-ut-tahrir.info, 15/5/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: