Pandangan SBY Soal Masa Depan Dunia Dinilai Dangkal

 Pandangan SBY Soal Masa Depan Dunia Dinilai Dangkal

MediaUmat Pernyataan Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut masa depan dunia ada di tangan lima orang kuat dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) sebagai pandangan yang dangkal.

“Pandangan dari SBY adalah pandangan yang dangkal dan simplikasi atau menyederhanakan persoalan bahwa ada orang-orang tertentu di antaranya disebutkan lima yang berpengaruh atau menentukan, tentu jelas bahwa mereka itu adalah pemimpin,” tuturnya kepada media-umat.com, Jumat (20/6/2025).

Namun, Farid mengingatkan bahwa pemimpin-pemimpin itu tetap bergerak atau bertindak berdasarkan tatanan internasional yang ada.

“Misalkan, Netanyahu. Kalau kita bicara Netanyahu, kita tidak bisa melepaskan bahwa Netanyahu itu adalah pemimpin dari entitas penjajah Yahudi sementara entitas penjajah Yahudi ini sangat tergantung kepada Amerika Serikat,” ujarnya.

Karena itu, menurutnya, kebijakan-kebijakan Amerika Serikatlah yang akan menentukan, apa yang dilakukan oleh Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel seperti serangan-serangan terhadap Iran, itu tentu tidak bisa dilepaskan dari restu Amerika Serikat.

Demikian juga Donald Trump. Farid mengakui, memang benar Donald Trump adalah presiden Amerika yang tentu, menentukan dan berpengaruh.

“Tapi jangan lupa Amerika adalah sebuah negara dengan ideologi yang kokoh yaitu kapitalisme. Bagi Amerika yang terpenting adalah mempertahankan kapitalisme dan menyebarluaskan kapitalisme di seluruh penjuru dunia,” jelasnya.

Jadi, lanjut Farid, apa yang dilakukan oleh Donald Trump itu akan tetap pada batas-batas yang menguntungkan kepentingan ideologi kapitalisme Amerika secara sistem.

Sistem ideologi kapitalisme Amerika, tegasnya, tidak akan membiarkan Donald Trump melakukan kebijakan-kebijakan yang akan menghancurkan dominasi ideologi kapitalisme.

“Apakah Donald Trump akan bisa memicu Perang Dunia III misalkan, ini suatu hal yang sangat-sangat jauh. Kenapa? Karena, ideologi kapitalisme itu tidak menginginkan dominasi mereka itu akan hancur,” tegasnya.

Farid menilai, jika terjadi PD III, semua pihak menyadari bahwa perang dunia dalam skala besar itu tidak akan menguntungkan mereka. Sejarah PD I dan PD II itu telah memberikan pelajaran bagi banyak negara-negara besar, bahwa perang dalam skala besar seperti itu merugikan mereka sendiri.

“Sebutlah Eropa itu sebagian besar hancur karena Perang Dunia I dan Perang Dunia II,” sebutnya.

Menurut Farid, tidaklah mudah bagi seorang pemimpin dalam kapasitasnya sebagai kepala negara itu mengambil keputusan untuk kemudian bertentangan dengan ideologi kapitalisme. Dia menjalankan sistem tempat dia itu bernaung.

“Karena itu, adalah kesalahan fatal ketika menyimpulkan bahwa dunia ini ditentukan oleh person-person itu,” tandasnya.

Farid menegaskan, bahwa dunia ini ditentukan oleh pertarungan antara ideologi. “Kalau sekarang kita bicara tentang dominasi ideologi kapitalisme, arah dunia itu lebih ditentukan oleh kebijakan kapitalisme negara-negara Barat,” kata Farid.

Posisi Umat Islam

Farid, menilai, posisi umat Islam dalam kondisi sekarang tidak signifikan. “Posisi umat Islam tentu tidak signifikan menentukan, apalagi seperti Iran. Apa yang dilakukan Iran terhadap Israel itu tetap dalam kerangka nation state (negara bangsa) artinya tetap dalam kepentingan nasional Iran,” tuturnya.

Menurutnya, sejak awal Iran telah mengatakan bahwa serangan-serangan Iran ke Israel itu adalah dalam rangka pembalasan. “Jadi bukan ditargetkan untuk pembebasan tanah Palestina dan sangat-sangat terbatas,” tegasnya.

Apalagi Iran dalam berbagai kebijakan-kebijakan politiknya, kata Farid, tetap berada dalam kendali atau kontrol Amerika.

“Bahkan dalam beberapa hal menguntungkan kebijakan politik Amerika. Sebutlah, siapa yang memberikan kemudahan bagi Amerika untuk menguasai Afghanistan dan memberikan legitimasi bagi penguasa boneka Amerika di Afghanistan? Itu adalah Iran,” ungkapnya.

“Demikian juga, siapa yang memberikan legitimasi penguasa boneka Irak? Itu adalah Iran. Iran juga yang kemudian bermain di Yaman untuk kepentingan politik Amerika,” tambahnya.

Karena itu, kata Farid, adalah sangat menyederhanakan masalah ketika mengatakan dunia ini ditentukan oleh orang-orang tersebut.

“Karena itu, kalau umat Islam ingin memberikan pengaruh yang besar umat Islam tidak bisa bergantung kepada person. Namun, umat Islam harus membangun tatanan negara yang global, yang dia mampu bersaing dengan negara-negara kapitalisme di dunia, dan itu adalah negara khilafah ala minhajin nubuwwah,” tegasnya.

Sebelumnya dikabarkan, bahwa berkaca dari perang Iran versus Israel, SBY mengatakan masa depan dunia ditentukan oleh lima orang kuat. Kelimanya adalah PM Israel Benjamin Netanyahu, Pemimpin Iran Ali Khamenei, Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Cina Xi Jinping.[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *