Palestina merupakan permata dalam sejarah kaum Muslim, karena Allah SWT telah menghubungkannya dengan Baitullah al-Haram melalui satu ikatan, yaitu ketika Dia memperjalankan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
﴿سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ﴾
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (TQS. Al-Isrā’ [17] : 1).
Allah SWT menjadikannya tanah yang baik dan penuh berkah. Allah SWT menarik hati kaum Muslim ke ibu kota Palestina (Baitul Maqdis) dengan menjadikannya kiblat pertama mereka sebelum Allah SWT menunjuk kaum Muslim ke kiblat kedua mereka (Ka’bah al-Musyarrafah), enam belas bulan setelah hijrah .
Ini terjadi sebelum Palestina berada di bawah kekuasaan Islam ketika ditaklukkan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, pada tahun 15 H. Beliau mengambil alih wilayah tersebut dari Uskup Sophronius dan memberinya perjanjian yang terkenal (Perjanjian Umariyah), yang salah satu teksnya, berdasarkan permintaan orang-orang Kristen di sana (Yerusalem), adalah “bahwa orang Yahudi tidak boleh tinggal di bersama mereka di sana”… Kemudian Palestina menjadi kuburan bagi Tentara Salib dan Bangsa Tartar… di sana terjadi pertempuran-pertempuran yang menentukan dengan Tentara Salib dan Bangsa Tartar: Hattin (583 H – 1187 M), dan Ain Jalut (658 H – 1260 M), in syā Allah akan segera diikuti dengan pertempuran-pertempuran yang menentukan lainnya dengan kaum Yahudi untuk mengembalikan Palestina yang murni dan bersih ke pangkuan negara Islam.
Bertahannya entitas Yahudi di Palestina sampai saat ini bukan karena kekuatan mereka, sebab mereka bukanlah kaum yang gemar berperang dan menang, akan tetapi sebagaimana firman Allah SWT:
﴿لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ﴾
“Mereka tidak akan membahayakanmu, kecuali gangguan-gangguan kecil saja. Jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka berbalik ke belakang (kalah), kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.” (TQS. Ali Imran [3] : 111).
Mereka ini bisa bertahan di sana adalah karena kegagalan para penguasa di negeri-negeri Muslim. Sumber musibah yang menimpa kaum Muslim adalah para penguasa mereka, sebab mereka setia kepada kaum kair penjajah, musuh-musuh Islam dan kaum Muslim. Mereka melihat dan mendengar tentang pendudukan entitas Yahudi di Palestina, kejahatan brutal mereka, dan berbagai pembantaian yang mereka lakukan, namun seolah-olah mereka tidak melihat atau mendengar semua itu.
﴿صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ﴾
“(Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 18).
Sungguh mereka mencegah tentara untuk menolong saudara-saudaranya di Gaza hingga hari ini, bahkan jumlah rakyat Gaza yang syahid terus bertambah, dan yang terluka semakin banyak, namun para penguasa hanya mengamati apa yang terjadi, dan yang semisal mereka adalah mereka yang hanya menghitung jumlah para syahid sebagai korban tewas, serta menghitung yang terluka, seolah-olah mereka sebagai pihak yang netral, atau bahkan mereka lebih dekat dengan orang-orang Yahudi! Mereka menempatkan “kursi” di atas negara dan rakyat mereka sendiri! Namun, umat ini adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, sehingga—dengan izin Allah—umat ini tidak akan mendiamkan dalam waktu lama pemerintahan yang zalim, yaitu pemerintahan para ruwaibidhah. Rasulullah saw., telah memberi kita kabar gembira tentang kembalinya Khilafah Rasyidah setelah pemerintahan yang diktator ini, sebagaimana dinyatakan dalam Musnad Imam Ahmad dan al-Thayālisi dari Hudzaifah bin al-Yaman:
«… ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ»
“ … Kemudian ada kekuasaan diktator (mulkan jabriyyatan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah yang mengikuti cara kenabian (‘ala minhājin nubuwah).”
Maka ketika itulah kaum Muslim akan dimuliakan dan orang-orang kafir akan dihinakan.
﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ * بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾
“Pada hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang mukmin, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (TQS. Ar-Rūm [30] : 4-5).
Yang aneh dan mengherankan adalah bahwa orang-orang kafir, terutama orang Yahudi, ternyata mereka lebih menyadari hal ini daripada kaum Muslim saat ini. Orang-orang Yahudi menyadari bahwa Khilafah akan membawa kehancuran mereka. Sehingga Perdana Menteri mereka mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh sejumlah media terkemuka, termasuk Al-Jazeera, pada 21 April 2025: “Kami tidak akan mengizinkan berdirinya Khilafah di pesisir Mediterania.” “Kami tidak akan menerima keberadaan Khilafah di sini atau di Lebanon, dan kami akan berupaya menjamin keamanan (Israel),” tambahnya.
Namun, dengan izin Allah, Khilafah akan tegak kembali, terlepas apakah mereka (orang-orang Yahudi) suka atau tidak, bahkan mereka akan dimusnahkan dari tanah Palestina yang diberkahi. Terlebih lagi, bahwa Hizbut Tahrir, partai yang ikhlas kepada Allah SWT dan setia kepada Rasulul-Nya Saw, sedang memimpin perjuangan untuk menegakkan Khilafah dengan orang-orang yang setia pada perjanjian mereka dengan Allah SWT, dan yang yakin akan kemenangan dari-Nya.
﴿وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلَى أَمرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (TQS. Yusuf [12] : 21). (alraiah.net, 17/9/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat