Pakar: Yang Dibutuhkan Palestina Membuka Blokade Penjajah Yahudi, Bukan Bantuan Kemanusiaan
Mediaumat.id – Pakar Hubungan Internasional Dr. Hasbi Aswar menegaskan yang dibutuhkan rakyat Palestina adalah membuka blokade penjajah Yahudi.
“Mau seberapa banyak pun bantuan kemanusiaan kita kirim enggak akan sampai. Yang harus kita lakukan sekarang adalah membuka blokade yang dilakukan penjajah Yahudi,” tuturnya di acara Bincang Spesial: Palestina Membara, Ambang Perang Semesta? melalui kanal YouTube UIY Official, Ahad (15/10/2023).
Hasbi melanjutkan, upaya membuka blokade bisa dilakukan dengan cara memberikan tekanan yang sebesar-besarnya untuk Israel. “Bagaimana menekan Israel? Ya kita tekan Amerika, Eropa dan negara-negara yang selalu mem-backup Israel. Ini yang harus kita lakukan,” tandasnya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia bisa turun melakukan aksi, meminta pemerintah di negara masing-masing ikut aktif menekan negara-negara besar yang mendukung entitas Yahudi melalui pendekatan diplomatik.
“Namun yang paling efektif adalah ultimatum. Ultimatum itu misalnya, kalau negara-negara Barat tidak memaksa Israel untuk menghentikan genosida, maka kami akan menghentikan semua kerja sama strategis dengan Barat. Kami akan menghentikan bisnis minyak. Perusahaan-perusahaan minyak Barat akan kami keluarkan semua, ekspor minyak akan kami hentikan,” ucapnya mencontohkan.
Ultimatum seperti ini, menurutnya, pernah dilakukan oleh Saudi Arabia bersama dengan negara-negara OPEC pada 1973 yang mengembargo minyak ke Amerika dan Eropa sehingga terjadi krisis minyak di negara-negara itu.
“Selain itu, kita punya jalur perdagangan yang luar biasa yang dibutuhkan Barat. Kita punya jalur sutra dari wilayah Asia Tengah, Timur Tengah, sampai ke Cina. Kita punya jalur-jalur perdagangan dari Terusan Suez sampai Samudra Hindia, kemudian Selat Malaka,” urainya.
Itu semua, ucapnya, seharusnya bisa menjadi senjata buat kaum Muslim untuk memberikan tekanan-tekanan kuat secara politik kepada negara-negara Barat. “Ini kalau akal digunakan, kalau ada keinginan untuk berkontribusi terhadap kaum Muslimin,” tambahnya.
Hasbi menuturkan, kondisi Gaza sudah diblokade full oleh entitas Yahudi, dikelilingi pagar tinggi, keluar masuk Gaza tergantung izin entitas penjajah Yahudi.
“Hidup mati rakyat Gaza itu sekarang ada di tangan Israel. Listrik dimatikan. Kalau listrik mati kulkas tidak nyala, semua makanan basi. Sementara tidak ada pasokan makanan yang bisa masuk. Peralatan kesehatan juga tidak bisa berfungsi optimal saat listrik tidak ada. Ini kan genosida yang terjadi secara sengaja,” kesalnya.
Dalam pandangan Hasbi, berbagai macam hukum, berbagai konvensi, berbagai macam protokol semua sudah sangat jelas, tidak boleh menyerang masyarakat sipil, tidak boleh menyerang fasilitas sipil, tidak boleh menciptakan sesuatu yang bisa menghambat akses masyarakat sipil terhadap kebutuhan dasar, tidak boleh ada blokade besar-besaran, semua sudah diatur dalam hukum perang.
“Tapi masalahnya Israel ini kan di atas hukum, di-support oleh Amerika. Jadi duit berapa pun, makanan ap apun yang Anda kirimkan ke Gaza enggak akan masuk. Ibarat ayam yang dikurung dalam sebuah kurungan, kemudian dibunuh satu per satu dan mereka tidak punya jalan keluar. Sehingga yang dibutuhkan adalah pendekatan politik bukan pendekatan kemanusiaan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun