Pakar Kritik Kebijakan Purbaya: Masalahnya Bukan Ketiadaan Dana

MediaUmat – Terkait penyuntikan dana Rp 200 triliun oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa ke lima bank BUMN untuk menggeliatkan dunia usaha, Pakar Ekonomi Dr. Arim Nasim menyatakan, lesunya dunia usaha bukan karena ketiadaan dana.
“Misalnya kebijakan dia yang akan mengucurkan dana itu kan 200 triliun. Pertanyaannya, itu kan masalahnya itu di kalangan pengusaha itu bukan ketidakadaan dana gitu kan di perbankan,” ujarnya dalam Kabar Petang: Overconfidence Purbaya Berbahaya untuk Publik dan Ekonomi? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (15/9/2025).
Karena, menurutnya, yang ditakuti oleh pengusaha adalah ketika ngambil dana ke bank, sementara ekonomi tidak berjalan.
“Ini kan sebenarnya kesenjangan gitu kan, kesenjangan yang luar biasa antara sektor riil dengan sektor nonriil,” ujarnya.
Di sektor riil, kata Arim, itu tidak bergerak karena ekonomi hanya bertumpu atau mainnya di kelompok orang saja, di pasar modal, atau menjadikan uang sebagai komoditas.
“Maka ketika ini yang saya katakan tadi, terlalu overconfident ya, tidak begitu paham masalahnya, seolah-olah dunia usaha mandeg, pengangguran kemudian banyak, itu tadi ya pertumbuhan rendah itu seolah-olah tidak ada dana yang tersalurkan ke lewat lembaga keuangan?” tanyanya.
Padahal faktanya, lanjut Arim, justru dilihat juga sisi lain, yakni para pengusaha juga bingung. Ketika misalnya sudah dapat dana dari perbankan pengusaha bisa mengembalikan dananya atau tidak.
“Kenapa? Karena ekonomi kita itu sedang macet. Masyarakat itu sedang daya beli masyarakat itu sudah sangat berada di titik nadir. Rendah sekali,” bebernya.
Kalaupun ada kucuran dana dari bank untuk disalurkan ke sektor usaha, sebut Arim, belum tentu juga bisa otomatis menggerakkan sektor ekonomi.
“Kenapa? Karena tadi ini kesenjangan yang sudah lama, yang sudah luar biasa yang menyebabkan sektor riil itu sulit bergerak. Itu problemnya. Jadi solusinya juga tidak sesederhana mengucurkan dana ke perbankan,” bebernya.
Pemerintah
Arim beberkan jika ingin membangkitkan ekonomi rakyat, bukanlah dengan menyetorkan dana 200 triliun ke bank.
“Pemerintah yang turun langsung, misalnya, membuat proyek-proyek ya yang itu bisa kemudian penyerapan tenaga kerja,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat