Pajak 0,5% dari Pendapatan Bruto UMKM, Ketidakadilan Fiskal

 Pajak 0,5% dari Pendapatan Bruto UMKM, Ketidakadilan Fiskal

MediaUmat Direktur The Economic Future Islam (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menyatakan kebijakan pajak 0,5 persen dari pendapatan bruto UMKM (PP Nomor 23 Tahun 2018) menunjukkan adanya ketidakadilan fiskal kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Ini jelas sekali menunjukkan adanya ketidakadilan fiskal,” ujarnya dalam Kabar Petang: Dagang Online Dikejar Pajak, Sementara Data Pajak Big Tech…, Sabtu (5/7/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurut Yuana, meskipun ada kemudahan bagi UMKM karena tidak perlu menghitung biaya margin dan laba yang katanya sifatnya final tetapi menyulitkan UMKM.

“Artinya, tidak bisa dikreditkan atau dikoreksi meskipun UMKM mengalami kerugian,” jelasnya.

Ia menilai istilah kemudahan ini hanya kedok saja, kedok kapitalisme dan jelas-jelas mengorbankan keadilan.

Masalah Sistemik

Yuana menilai, ketidakadilan ini merupakan problem sistemik, buah dari penerapan sistem kapitalisme global yang saat ini menghegemoni dunia.

“Ada dua wajah kebijakan fiskal pemerintah khususnya terkait tentang pajak ini,” ungkapnya.

Kebijakan pajak ini, sebutnya, rakyat kecil dikejar-kejar tanpa ampun. Sementara korporasi besar diberi karpet merah dengan pelayanan yang super mewah.

“Ini kan miris gitu loh,” cetusnya.

Menurutnya, tidak bisa lagi berharap kepada kapitalisme yang pasti akan membuat kesengsaraan demi kesengsaraan akibat kesenjangan atau ketidakadilan.

“Yang itu niscaya kalau pakai kapitalisme pasti akan ada kelas the haves (kaya) dan kelas the poor (miskin), itu pasti! ” cetusnya.

Sistem Ekonomi Islam

Yuana menawarkan model sistem ekonomi Islam yang kaffah sesuai dengan syariat Islam.

“Pembangunan tidak berangkat dari pajak dan utang. tidak dibiayai dari pajak dan utang, tapi diganti biaya pembangunan itu dari kepemilikan-kepemilikan negara, kemudian dari pengelolaan kepemilikan umum yang yang tentu amanah dari tambang, dari nikel, batu bara dan lain sebagainya,” jelasnya.

Sehingga, lanjut Yuana, negeri ini, negeri yang dicintai ini, itu bisa benar-benar menjadi negara yang baldatun thaiyibatun warabun ghafur.[] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *