Orator: Pintu Rafah Ditutup, Rezim Mesir Anggap Palestina Bukan Urusannya

MediaUmat Di hadapan sekira 600 massa, orator Ahmad Eman menilai Presiden Mesir Presiden Mesir Jenderal Abdel Fattah As-Sisi tidak memiliki kepedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina sehingga pintu gerbang tembok Rafah di perbatasan Gaza-Mesir tidak kunjung dibuka.

“Tembok ini tidak pernah dicabut, tidak pernah dibuka karena keyakinan akidah As-Sisi yang masih menganggap Palestina bukan urusan dia,” tegasnya adalam aksi bela Palestina Seruan Keadilan untuk Gaza, Jumat (22/8/2025) di depan Kedutaan Besar Mesir, Jakarta Pusat.

Menurutnya, kebijakan tersebut membuat ribuan warga Gaza, termasuk bayi, anak-anak, dan perempuan, terus menjadi korban agresi Zionis Yahudi.

Ia menuding rezim Mesir buta hati dan hanya mengejar kepentingan duniawi sehingga mengabaikan penderitaan saudara seiman.

“Mesir adalah negeri Al-Kinanah yang dimuliakan Allah, yang hanya dipisahkan tembok dari Gaza. Mestinya mereka membantu mengusir penjajah Zionis, bukan membiarkan blokade ini terus berlanjut,” tegasnya.

Ahmad Eman menilai, As-Sisi dan rezim Arab lain yang berdiam diri terhadap penderitaan Palestina sudah terjangkiti penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati).

“Padahal jumlah tentara Mesir mencapai 1,2 juta orang, dua kali lipat dari militer Israel yang hanya sekitar 600 ribu pasukan. Secara hitung-hitungan, Mesir sudah menang di atas kertas,” ujarnya.

Orator juga menilai nasionalisme yang diwariskan kolonial menjadi penghalang utama persatuan umat Islam. Mereka menekankan bahwa solusi mendasar bagi pembebasan Palestina bukan sekadar bantuan kemanusiaan, melainkan jihad dan penegakan khilafah yang mampu memimpin perlawanan terhadap penjajahan.

“Selama khilafah tidak tegak, masalah Palestina tidak akan selesai. Inilah momentum untuk melipatgandakan perjuangan menegakkan Khilafah Rasyidah ala Minhaj an-Nubuwwah,” serunya.

Ia menegaskan, akar masalah Palestina bukan hanya agresi entitas Yahudi, melainkan ketiadaan kepemimpinan politik umat Islam yang mampu mempersatukan kekuatan. Jihad dan penegakan khilafah sebagai solusi ideologis bagi pembebasan Palestina.

“Kita tidak boleh berhenti menyuarakan ini. Inilah momentum melipatgandakan perjuangan,” tandasnya.

Aksi tersebut diakhiri dengan takbir yang menggema, menyerukan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Gaza dan pembebasan Baitul Maqdis.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: