Perdana Menteri Israel Netanyahu mengunjungi Amerika Serikat dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump pada 8 dan 9 Juli 2025. Ia menyatakan bahwa pertemuan tersebut berfokus pada upaya penyelamatan tahanan yang ditahan di Gaza, dan membahas implikasi dari apa yang disebutnya sebagai “kemenangan besar” atas Iran, serta berbagai kemungkinan yang akan ditawarkannya.
Utusan AS untuk Timur Tengah, Witkoff, mengatakan, “(Israel) dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata, 21 bulan setelah pecahnya perang. Banyak isu yang menghalangi tercapainya kesepakatan telah berkurang dari empat menjadi satu,” ujarnya, seraya menyatakan “Optimisme akan tercapainya kesepakatan gencatan senjata 60 hari dengan pembebasan 10 sandera hidup dan penyerahan jenazah 9 sandera yang telah meninggal.” (reuters.com, 9/7/2025).
“Gerakan ini sedang menjalani putaran negosiasi yang tidak mudah,” ujar Taher Al-Nono, seorang pemimpin Hamas, kepada Reuters. Kantor berita tersebut mengutip seorang sumber yang memahami pemikiran Hamas, yang mengatakan bahwa “Perundingan empat hari di Doha belum menghasilkan kemajuan signifikan pada tiga poin penting: aliran bantuan bebas ke Gaza, garis penarikan pasukan (Israel), dan jaminan bahwa negosiasi akan membuka jalan bagi gencatan senjata permanen.” Sumber tersebut menyatakan bahwa entitas Yahudi menuntut untuk mempertahankan kendali atas sekitar sepertiga Jalur Gaza, termasuk poros Morag, koridor antara kota Rafah dan Khan Yunis di Gaza. Mereka juga bersikeras mempertahankan sistem distribusi bantuan kontroversial yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza dan didukung oleh Amerika Serikat. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi kemanusiaan menganggap sistem ini tidak manusiawi dan tidak aman, karena entitas Yahudi tersebut telah membunuh lebih dari 613 orang yang menunggu bantuan sejak mulai beroperasi.
Entitas Yahudi terus melancarkan perang genosida di Gaza, membunuh puluhan orang setiap hari, sementara rezim-rezim di negeri-negeri Islam, termasuk negara-negara sekitarnya, terus menyaksikan pembantaian dan kelaparan, mereka menantikan Amerika dan entitas Yahudi menghentikan perang genosida ini agar mereka dapat terbebas dari tekanan opini publik.
Patut dicatat bahwa Trump dan Netanyahu sedang bernegosiasi. Keduanya tengah mengatur genosida di Gaza untuk menghentikannya selama periode waktu tertentu, dan kemudian melanjutkannya, seperti yang terjadi pada dua gencatan senjata sebelumnya, hingga terealisasi proyek Trump untuk mengosongkan kota itu dari penduduknya dan mengubahnya menjadi tempat wisata, sambil mempertahankan sejumlah penduduk untuk bekerja sebagai pekerja konstruksi dan jasa (hizb-ut-tahrir.info, 10/7/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat