Nelayan: PSN PIK 2 Langgar HAM Berat, Merusak Peradaban!

 Nelayan: PSN PIK 2 Langgar HAM Berat, Merusak Peradaban!

Mediaumat.info – Nelayan Banten Terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2  Kholid Mikdar menyatakan PIK 2 yang menjadi PSN telah melakukan pelanggaran HAM berat, bahkan merusak peradaban.

“Nah, ini yang saya bilang, PIK 2 yang di-PSN-kan bukan hanya menyerobot lahan, mengganggu, tetapi ini sudah membunuh kebudayaan bangsa kita, saya sebut pelanggaran HAM berat, merusak peradaban,” tuturnya dalam acara Speak Up: Warga Banten Buka Bukti Dalang Kejahatan PIK 2 di Komnas HAM, Ahad (16/2/2025) di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up.

Ia pun menyebut lima indikasinya. Pertama, adanya PIK 2, dibikin pertentangan antara masyarakat yang menolak dan mendukung secara tidak alami.

“Contoh yang dikasih beras, disuruh bikin statement, kami masyarakat A, kami masyarakat B, kami masyarakat C mendukung PIK 2 yang di-PSN-kan. Pertentangan ini dibuat bukan alami, kalau alami saya bisa terima,” bebernya.

Kedua, rusaknya hubungan manusia dengan ekonomi dan sosial. Ia pun mencontohkan warga yang disebut Pak Heri. Pak Heri kerjanya nyangkul di sawah. Nah, sawahnya diurug. Ini kan juga mengganggu ekonominya Pak Heri.

“Mending kalau diurugnya dibayar. Nah, sudah diurug belum dibayar, jadi kehilangan tanah, kehilangan juga mata pencaharian,” kritiknya.

Ketiga, rusaknya hubungan manusia dengan kekuasaan, berarti hubungan manusia dengan politik. Sebab, PIK 2 telah memiskinkan rakyat Banten.

“Contoh, kalau saya sama Pak Heri enggak sanggup nyekolahin anak karena sumber mata pencahariannya terganggu, karena ada proyek PIK ini. Ya otomatis anak-anak jadi bodoh, enggak berilmu. Lah bagaimana mau jadi dewan, jadi bupati, kalau misal mata pencahariannya dibunuh?” ujarnya.

Kholid juga mengatakan, kalau ada yang bilang proyek ini ada manfaatnya, “Saya pastikan dia adalah antek penjajah atau antek korporasi. Karena pasti hanya untuk kepentingan perut sendiri. Makanya saya harus berani menolak, melawan, sampai tingkatnya bahasa kasarnya berani perang!”

Keempat, PIK 2 telah merusak hubungan manusia dengan estetika atau keindahan alam, serta ekosistem alam.

“Yang tadinya ada mangrove (bakau), burung sore datang tidur di situ, sekarang hilang. Burungnya hilang berarti ekosistem alamnya dirusak,” sebutnya.

Kelima, yang paling berbahaya lagi adalah hubungan manusia dengan Tuhan juga dirusak. Contoh, karena ada proyek ini, mushala-mushala, majelis-majelis digusur. Sehingga, hilang majelis taklim, ibu-ibu pengajian, anak-anak mengaji entah ke mana sekarang.

“Silakan Komnas HAM kalau mau ngecek ke lapangan, saya tunjukin satu-satu,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *