Negeri Muslim Tak Kirim Tentara ke Palestina, Jurnalis: Mereka Juga Terjajah

 Negeri Muslim Tak Kirim Tentara ke Palestina, Jurnalis: Mereka Juga Terjajah

Mediaumat.info – Salah satu penyebab para penguasa negeri Muslim enggan mengirimkan para tentaranya untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman entitas penjajah Yahudi, dinilai karena sejatinya mereka juga dalam kondisi terjajah.

“Hal itu terjadi lantaran sejatinya mereka juga terjajah, meski tidak secara militer,” ujar Jurnalis Joko Prasetyo kepada media-umat.info, Selasa (1/4/2025).

Menurut Om Joy, begitu sapaan akrabnya, penjajahan tanpa mengangkat senjata justru jauh lebih berbahaya daripada penjajahan secara militer. Sebab para penguasa negeri Muslim tidak merasa sedang dijajah, dan justru menganggap hal itu bukanlah masalah serius sehingga dengan sukarela pula mengikuti kemauan kaum penjajah.

“Sejatinya mereka juga terjajah bahkan sampai pada taraf bangga menjadi anteknya penjajah,” tegasnya ulang.

Sebutlah menjunjung ikatan nasionalisme sebagai ganti dari ikatan akidah Islam yang dicekokkan kafir penjajah, terlebih pasca-runtuhnya kekhilafahan Islam pada 1924, yang justru memecah belah umat Islam hingga menjadi lebih dari 57 negara bangsa.

“Yang tadinya ‘Sesungguhnya kaum Muslim itu bersaudara’ berubah menjadi ‘Itu urusan negara masing-masing’,”ungkap Om Joy, mengutip QS al-Hujurat ayat ke-10 yang mengingatkan bahwa sesama Muslim adalah bersaudara.

Adalah semisal kondisi lebaran Muslim Rohingya di Myanmar, Uighur di Turkistan Timur, Pattani di Thailand, Moro di Filipina, Khasmir dan Jammu di India, maupun Muslim di Irak, Libya dan masih banyak lainnya, tahun ini masih berada di bawah tekanan rezim kafir penjajah.

Padahal, di tengah ketertindasan terdapat potensi kekuatan militer cukup besar yang melalui komando para penguasa mereka, bisa dipastikan siap berjihad melawan penjajahan.

Lebih dari itu, Islam juga telah memberikan solusi konkret untuk menghentikan penjajahan tersebut dan memerdekakan negeri Muslim secara hakiki yakni dengan khilafah dan jihad.

Tetapi, lagi-lagi di tengah kenyamanan kekuasaan, tidak ada satu pun dari para penguasa negeri Muslim yang memobilisasi tentaranya untuk berperang melawan penjajahan.

Dengan kata lain, para penguasa negeri Muslim seperti Indonesia, Pakistan, Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, Turki dan lainnya tak pernah memobilisasi pasukan militernya untuk berjihad melawan penjajahan tersebut.

Bertambah celaka, mereka menistakan ajaran Islam serta memusuhi para aktivis Muslim yang menginginkan penerapan syariat Islam secara kaffah, dengan pelabelan sebagai ekstremis dan radikalis perusak tatanan masyarakat yang berbahaya.

“Mereka berupaya keras mengubah pemahaman kaum Muslim yang masih islami dengan pemahaman ala kafir penjajah dengan istilah moderasi beragama,” ungkap Om Joy, menambahkan.

Tak hanya itu, di tengah masifnya tindak pidana korupsi yang menyengsarakan rakyat, serta berbagai macam regulasi yang dibuat untuk melanggengkan kekuasaan, seluruh ajaran Islam yang tidak sesuai dengan kemauan kafir penjajah, seperti khilafah, jihad, hingga definisi kafir itu sendiri, diubah sesuai keinginan penjajah.

Hanya Khilafah

Meski begitu, kata Om Joy meyakinkan, penderitaan umat Islam tersebut bisa benar-benar tuntas, termasuk bakal mampu meraih kemenangan sejati di tiap-tiap hari raya Idul Fitri, hanya ketika semua negeri Muslim bersatu kembali dalam naungan khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.

Dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah, berikut di bawah satu komando sang Khalifah, para mujahidin bakal dimobilisasi untuk membebaskan negeri-negeri Muslim dari cengkeraman para penjajah.

“Di bawah komando khalifah, para mujahidin bakal dimobilisasi untuk mengenyahkan para penjajah,” pungkasnya.[] Zainul Krian

 

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *