Muslimah HT: Scamdemic Myanmar Renggut Banyak Korban Muslim

Mediaumat.info – Negara Myanmar jadi pusat scamdemic (wabah penipuan) di Asia Tenggara dan telah merenggut banyak korban dari umat Islam.
“Peristiwa-peristiwa ini (penipuan siber, perjudian daring, kasino ilegal, perdagangan manusia) mengungkap realitas scamdemic (wabah penipuan) di Asia Tenggara yang terpusat di Myanmar dan telah merenggut banyak korban dari umat Islam,” tulis Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir dalam siaran pers tertanggal 25 Februari 2025.
Menurutnya, beberapa daerah di Myanmar diduga menjadi basis penipuan siber, perjudian daring, kasino ilegal, dan perdagangan manusia. Mereka beroperasi di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh polisi di wilayah perbatasan Myanmar dengan Tiongkok dan perbatasan dengan Thailand.
Sebelumnya, pemerintah Myanmar telah menutup banyak sindikat kriminal di negara Bagian Karen pada tahun 2020. Namun, setelah kudeta militer di Myanmar pada bulan Februari 2021, sindikat kriminal ini kembali marak dan semakin merajalela.
Muslimah HT juga mengutip laporan The Guardian yang menyebut ada sekitar tujuh ribu orang telah diselamatkan dari operasi penipuan daring di Myanmar dan sedang menunggu untuk dipindahkan ke Thailand, sebagaimana yang dikatakan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra pada hari Rabu, 19 Februari, saat negara tersebut meluncurkan operasi razia berskala besar terhadap pusat-pusat penipuan yang beroperasi di perbatasan.
Sepekan sebelumnya, lebih dari 260 orang asing (221 pria dan 39 wanita), juga diselamatkan oleh kelompok bersenjata Negara Bagian Karen Myanmar, DKBA, dan diserahkan kepada otoritas Thailand di Phop Phra pada tanggal 12 Februari 2025.
Di antara mereka termasuk 8 warga negara Indonesia, lebih dari 15 warga negara Malaysia, dan 12 warga negara Pakistan yang dibebaskan oleh kelompok bersenjata etnis Myanmar dan dibawa ke Thailand. Mereka dipaksa melakukan aktivitas kriminal daring, mulai dari penipuan cinta yang dikenal sebagai “penjagalan babi” dan penipuan kripto, hingga pencucian uang dan perjudian ilegal.
Beberapa bersedia melakukan pekerjaan itu, tetapi yang lain dipaksa untuk tinggal, dan pembebasan hanya mungkin dilakukan jika keluarga mereka membayar uang tebusan yang besar. Beberapa dari mereka yang berhasil melarikan diri menceritakan penyiksaan yang mereka alami.
Korbannya termasuk perempuan dari negara-negara Muslim seperti Indonesia. Kisah tragis salah satu perempuan ini, Noviana Indah Susanti, muncul September lalu. Ia dipaksa bekerja sebagai penipu daring di Myawaddy, Myanmar. Ia bertahan hidup sebagai penipu di zona konflik Myanmar dan menggambarkan praktek “penyiksaan” itu sudah “seperti pertunjukan”.
“Ia melaporkan mengalami segala bentuk penyiksaan – mulai dari dimaki, dipukul dengan pipa besi, disetrum, hingga disekap selama berhari-hari. Ia hanyalah satu dari lebih dari 4.000 warga negara Indonesia yang menjadi korban perdagangan manusia dalam kurun waktu 2021-2023,” ungkap Muslimah HT.
Jadi Negara Gagal
Divisi Muslimah Kantor Pusat Media Hizbut Tahrir mengungkap bahwa empat tahun setelah Junta Militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, Myanmar telah menjadi negara gagal.
Kini, jelasnya, menghadapi polikrisis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditandai oleh keruntuhan ekonomi, eskalasi konflik, penyusutan wilayah, bahaya iklim yang kompleks, dan meningkatnya kemiskinan, sebagaimana dilaporkan oleh UNDP. Lebih dari 3,1 juta orang mengungsi, dan 18,6 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, dengan 13,3 juta di antaranya menghadapi kerawanan pangan darurat.
“Myanmar makin terpuruk dalam krisis dan kekacauan. Wilayahnya bahkan tergerus di sepanjang negeri akibat koalisi kelompok etnis pemberontak yang mengepung rezim Junta dari berbagai arah perbatasan,” ungkapnya.
Para pemberontak, lanjutnya bahkan telah merebut dua komando daerah, perwira tinggi militer, puluhan kota, dan perlintasan perbatasan. Rezim junta tiran yang dikenal dengan kekejaman genosida terhadap Muslim Rohingya itu kini berada di ambang kematian, yang akan segera tenggelam seperti tenggelamnya Firaun.
Maka, pinta Muslimah HT, teruslah berdoa agar rezim predator Myanmar ini akan terpuruk dalam azab Allah SWT bersama sekutu-sekutu kapitalis utama mereka dari Barat, sebagaimana doa Nabi Musa as, yang artinya, “Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih” (QS Yunus: 88).
Ia menyeru umat untuk terus berjuang dalam dakwah dan istiqamah untuk membina umat tentang rahmat, keadilan, dan perlindungan sejati bagi umat yang hadir bersama aturan Islam. Juga mendesak mereka untuk mengembalikan kepemimpinan Islam khilafah yang berdasarkan metode kenabian, yaitu Khilafah Rasyidah kedua.
Menurutnya, inilah yang akan mengembalikan kehormatan dan perlindungan kepada semua umat Islam di mana pun mereka berada. Allah SWT berfirman, yang artinya, “Sungguh, telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan jangan sekali-kali kamu mengikuti jalan orang yang tidak mengetahui” (QS Yunus: 89).[] Rasman
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat