Munculnya Grup Inses, Potret Kerusakan Sosial Masyarakat Indonesia

 Munculnya Grup Inses, Potret Kerusakan Sosial Masyarakat Indonesia

MediaUmat.info – Munculnya grup inses (hubungan seksual sedarah) di platform sosial media Facebook dinilai sebagai potret rusaknya sosial masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim.

“Munculnya grup inses di media sosial, juga perilaku inses di sejumlah daerah. Seperti di Medan kakak dan adik berzina sampai memiliki anak. Adalah potret kerusakan sosial masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada media-umat.info, Senin (19/5/2025).

Padahal, lanjutnya, banyak tokoh Islam yang menyatakan sistem demokrasi yang berjalan di tanah air sudah sejalan dengan ajaran Islam, mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan.

“Namun pada faktanya kita melihat berbagai penyimpangan sosial terus meningkat, termasuk terjadinya inses,” ujarnya.

Apabila, lanjutnya, kerusakan ini terus dibiarkan, maka negeri ini tengah terjun bebas ke jurang kehancuran kehidupan sosial, dan merusak tatanan keluarga.

“Kasus inses ini hanya akan heboh sesaat tapi kemudian diam-diam akan kembali berjalan. Karena begitulah biasanya penanganan hukum di sini. Sebab, negeri ini sudah mengadopsi kultur sekulerisme-liberalisme,” bebernya.

Sementara itu, bebernya, Islam sudah menawarkan sistem kehidupan yang menyelamatkan. Termasuk melindungi kehidupan keluarga dan garis keturunan.

“Aturan yang mulia ini tidak bisa hanya diadopsi sebagian, tapi mengharuskan penerapan Islam secara kaffah. Bila kaum Muslimin di tanah air menginginkan perlindungan yang menyeluruh terhadap keluarga dan masyarakat, cuma Islam pilihan yang sahih,” bebernya.

Kerusakan

Iwan juga menjelaskan, Inses mampu menciptakan dua kerusakan besar, yakni merusak nasab dan menciptakan ancaman kesehatan secara serius.

“Karena inses, nasab atau garis keturunan keluarga menjadi kacau dan hancur. Tidak ada lagi kedudukan ayah, ibu, anak, paman, cucu, dan sebagainya,” tuturnya.

Mungkin, lanjutnya, bagi kalangan di luar Islam, nasab bukan jadi persoalan penting. Namun dalam sistem keluarga Islam nasab memegang peranan penting.

“Nasab berperan dalam perwalian, nafkah, ikatan silaturahim, nafkah dan hukum waris. Islam adalah agama yang memperhatikan kemurnian nasab dalam keluarga dan masyarakat. Pengharaman inses adalah salah satu cara Islam dalam menjaga kemurnian nasab umat manusia,” bebernya.

Kerusakan lain yang ditimbulkan inses, jelasnya, adalah terjadinya cacat dan penyakit pada anak dan keturunan hasil hubungan inses. Hal ini sudah dibuktikan secara medis oleh dunia kedokteran modern.

“Di antara praktek inses yang terjadi dalam masyarakat jahiliah adalah kebolehan seorang anak menikahi mantan istri ayahnya, atau ibu sambungnya. Ketika Islam datang maka praktik itu dan juga pernikahan sedarah diharamkan Allah SWT,” jelasnya.

Karena itu, bebernya, Islam tidak menyebut istilah ’pernikahan’ dalam praktek inses ini, tapi para ulama menyebutnya perzinahan terhadap mahram.

“Mengenai keharamannya maka tidak ada khilafiyah di kalangan ulama. Semua bersepakat mengharamkannya secara mutlak berdasarkan nas qath’iy,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *