MediaUmat – Desakan Presiden AS Donald Trump agar anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) menambah anggaran militer, mengindikasikan bahwa Amerika Serikat adalah penguasa real NATO.
“Bahwa penguasa riil dari NATO adalah Amerika. Sehingga ketika Amerika melalui Trump, yang mindset-nya bisnis, tidak ingin menanggung biaya NATO sebagaimana dalam fakta. Maka dia melakukan desakan untuk peningkatan anggaran dari 2 persen menjadi 5 persen dibanding PDB (pendapatan domestik bruto) tiap-tiap negara. Terutama untuk menopang anggaran pertahanan,” tutur Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. kepada media-umat.com, Jumat (27/6/2025).
Menurutnya, hal ini juga mengindikasikan AS pun sedang mengalami kesulitan secara finansial secara global.
“Perang Ukraina dan Rusia, sedikit banyak menguras budget anggaran pertahanan Amerika, selain dalam penjajahan entitas Yahudi di Palestina,” ujarnya.
Ia mengungkap bahwa budget NATO itu terdiri dari 2 pos yang berbeda. Pertama, anggaran langsung NATO (NATO Common Budget) yang dipakai untuk operasional markas, infrastruktur komando, dan lain-lain. Kedua, belanja pertahanan nasional (defense spending) yakni setiap negara anggota bertanggung jawab membiayai angkatan bersenjatanya sendiri sesuai target NATO 2 persen dari PDB.
Kemudian, secara faktual, kata Riyan, anggaran langsung NATO (civil and military budget) totalnya sekitar €3,3 miliar per tahun (2023-2024). Dibagi berdasarkan formula PDB/GDP share (Gross National Income scale).
“AS menanggung sekitar 16-22 persen dari anggaran langsung NATO. Negara-negara Eropa secara kolektif menanggung sisanya, dengan negara besar seperti Jerman, Inggris, Prancis membayar porsi terbesar di Eropa. Eropa kolektif 78-84 persen,” beber Riyan.
Sedangkan, total belanja pertahanan (defense spending), lanjutnya, muncul gap besar. Belanja pertahanan nasional setiap negara tidak dibayarkan ke NATO, tapi kekuatan militernya dipakai dalam operasi NATO. Amerika Serikat membelanjakan sekitar 3,5 persen dari PDB-nya untuk pertahanan (sekira $860 miliar pada 2023). Sebagian besar kemampuan militer NATO bergantung pada aset militer AS: pangkalan, nuklir, logistik, intelijen.
“Amerika Serikat menyumbang sekitar 70 persen dari total belanja pertahanan seluruh aliansi NATO. Ini sebabnya sering muncul kritik bahwa Eropa numpang payung keamanan AS,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat