MSPI: Penggagas Kurikulum Merdeka Mengidap Islamofobia?

 MSPI: Penggagas Kurikulum Merdeka Mengidap Islamofobia?

MediaUmat Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. menduga bahwa penggagas kurikulum Merdeka mengidap islamofobia.

“Patut diduga kuat bahwa para penggagas kurikulum Merdeka ini adalah mereka yang sebenarnya mengidap penyakit islamofobia sehingga manipulasi fakta dengan klaim kebebasan liberal dan sekuler,” ujarnya kepada media-umat.com, Sabtu (2/8/2025).

Pasalnya, selain memanipulasi kasus penjajahan entitas penjajah Zionis Yahudi, tapi kurikulum Merdeka ini juga melebar ke kebencian terhadap jihad sebagai ajaran Islam, khilafah ajaran Islam, wanita itu dimuliakan Islam, LGBT itu haram, dll.

Menyempitkan Agama

Selain itu, ia melihat metode yang dikembangkan dalam implementasi kurikulum Merdeka memberikan ruang kebebasan yang membuat agama (dalam hal ini Islam) menjadi sempit hanya pada urusan pribadi dan ritual.

“Agama Islam tidak dipahami sebagai tolok ukur dan standar dalam menilai baik/buruk, terpuji/tercela, halal/haram, wajib/sunah/mubah/makruh/haram. Relativisme kebenaran akhirnya menjadi kriteria menilai fakta yang sering membuat kaum Muslim justru salah paham bahkan benci ke ajaran Islam. Termasuk menempatkan entitas Yahudi penjajah bukan sebagai musuh, tapi – sadar atau tidak, malah mendukungnya,” ungkap Riyan.

Asas Sekuler-Liberal-Kapitalistik

Riyan juga menyebut, negara yang mengadopsi kurikulum Merdeka ini tegak atas asas sekuler-liberal-kapitalistik. Sehingga negara justru menutup kenyataan bahwa tugas negara justru harusnya memastikan kurikulum yang digunakan berdasarkan asas, standar, dan kepentingan Islam dan kaum Muslim.

“Bukan malah meminggirkan Islam, sehingga tolok ukur baik buruk akan sesuai dengan akidah dan syariah Islam,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, kurikulum Merdeka mendapat pujian dari media entitas penjajah Zionis Yahudi The Jerusalem Post. Media tersebut mengutip sebuah penilaian baru oleh IMPACT-se, sebuah lembaga penelitian dan kebijakan internasional yang menyebut penggambaran negatif ke Israel disebut telah dihilangkan dalam kurikulum Merdeka.

Laporan itu juga menilai bahwa buku teks nasional Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan dalam perbaikan sikap terhadap Yahudi, Israel, dan kelompok minoritas. Buku teks ini sekaligus mempromosikan kesetaraan gender dan membingkai ulang konsep-konsep seperti jihad.[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *