MediaUmat – Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan M.Ag., memandang ‘drama’ perang tarif yang dilakukan Amerika Serikat versus Cina sebenarnya lebih kepada aspek-aspek yang sifatnya pragmatis.
“Kalau kita lihat ya dari apa yang disebut dengan ‘drama ya’ perang tarif ini gitu, sebenarnya itu adalah memang lebih kepada aspek-aspek yang sifatnya pragmatis ya,” ucapnya dalam Kabar Petang: Giliran Kita, Ahad (25/5/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Jelas, menurut Riyan, baik AS maupun Cina sebelumnya, kedua negara ini saling membutuhkan satu sama lain.
“Sehingga kalau ada, tadi, gertak menggertak begitu ya kan, kita tahu Trump ini kan background-nya jelas dia seorang pengusaha gitu ya, kalau bahasa sederhananya pedaganglah ya,” ujarnya.
Tentu, lanjutnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump ini akan berpikir lebih kepada aspek untuk ruginya terhadap apa yang dilakukannya.
Bahkan, tambahnya, ada yang mengatakan bahwa Trump ini bertindak bukan sebagai negarawan tapi sebagai seorang pedagang.
“Kalau pedagang itu kalau dia melihat celah ya keuntungan di situ, secara pragmatis ya dia akan lakukan, kalau tidak ya kalau bisa jangan berantemlah gitu kira-kira,” bebernya.
Riyan juga menjelaskan, yang terjadi belakangan ini, perang dagang ini kemudian mereda adalah bagian dari drama politik.
Kemudian, lanjut Riyan, jika dikatakan umat Islam yang jumlahnya besar, sekitar 2 miliar di berbagai negara ini disebut sebuah pasar, sebenarnya ini tidak menguntungkan sama sekali.
“Ini mereka hanya sekadar saling menguntungkan kepentingan masing-masing saja begitu, itu saya kira yang bisa kita baca di situ,” tambahnya.
Sehingga, menurutnya, lagi-lagi jangan kaget dengan kebijakan gila Trump seperti ini, karena bisa jadi Presiden Cina Xi Jinping sendiri juga tidak akan mudah untuk digertak oleh Trump.
Oleh karena itu, Riyan menyimpulkan bahwa sebenarnya esensi daripada kebijakan ini, jika bicara dari sudut pandang Islam, tidak untuk kepentingan kaum Muslim.
“Tapi ini hanya untuk sekadar kepentingan elite-elite dari kedua belah pihak saja, terutama dari pihak Trump sendiri, itu saya kira,” simpulnya.[] Nandang Fathurrohman
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat