Mediaumat.info – Merespons pernyataan Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang yang mengatakan TNI akan melakukan operasi informasi dan disinformasi untuk menanggulangi ancaman kedaulatan negara di ruang siber sesuai dengan UU TNI yang baru, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyatakan semestinya pemerintah memperkuat kepercayaan rakyat bukan malah sibuk ‘memata-matainya’.
“Mestinya penguasa bukan sibuk seolah-olah memata-matai rakyat yang kritis, namun mestinya sibuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan berbagai program yang menguntungkan rakyat, bukan menguntungkan oligarki. Penting dipahami, bahwa revisi UU TNI inilah yang menjadikan rakyat semakin tidak percaya kepada pemerintah,” ujarnya kepada media-umat.info, Rabu (26/3/2025).
Sepuluh Faktor
Menurut Ahmad, setidaknya ada sepuluh faktor yang dapat melemahkan kepercayaan rakyat kepada penguasa atau pemerintah. Pertama, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia menyebut, ketika pemerintah terlibat dalam praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan, maka rakyat merasa tidak ada keadilan dan transparansi. Ini dapat mengurangi rasa percaya publik terhadap integritas pemerintah.
Kedua, ketidakadilan sosial dan ekonomi. Ahmad melihat, ketimpangan sosial dan ekonomi yang besar dapat membuat rakyat merasa diabaikan atau tidak diperhatikan. Ketika sebagian besar masyarakat merasa tertinggal dalam hal akses terhadap pendidikan, kesehatan, atau pekerjaan yang layak, kepercayaan terhadap pemerintah dapat menurun.
Ketiga, kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Jika pemerintah tidak memberikan informasi yang jelas mengenai kebijakan dan pengelolaan sumber daya negara, masyarakat akan merasa ada yang disembunyikan. Kurangnya akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pemerintah juga bisa menciptakan ketidakpercayaan.
Keempat, pelanggaran hak asasi manusia. Ahmad menilai, pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat negara, seperti penggunaan kekerasan terhadap demonstran atau kelompok tertentu, dapat menyebabkan rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemerintah.
Kelima, kinerja pemerintah yang buruk. Ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah besar seperti krisis ekonomi, bencana alam, atau masalah sosial lainnya dapat memperburuk citra pemerintah. Ketika rakyat merasa pemerintah tidak efektif, mereka cenderung kehilangan kepercayaan.
Keenam, politik identitas dan diskriminasi. Ia membeberkan, ketika pemerintah memainkan politik identitas yang mengedepankan perbedaan suku, agama, ras, atau golongan, bisa memicu polarisasi dan menurunkan kepercayaan rakyat yang merasa tidak diperhatikan atau diperlakukan tidak adil.
Ketujuh, penyebaran berita palsu (hoaks). Menurutnya, penyebaran informasi yang salah atau hoaks, yang sering kali digunakan untuk kepentingan politik, dapat menyebabkan kebingungan di kalangan masyarakat. Ketika pemerintah tidak cukup cepat atau efektif dalam menangani informasi yang salah ini, kepercayaan rakyat bisa tergerus.
Kedelapan, pengabaian terhadap aspirasi rakyat. Ahmad menuturkan, ketika pemerintah tidak mendengarkan atau merespons kebutuhan dan keinginan rakyat, terutama kelompok masyarakat yang terpinggirkan, ini bisa menyebabkan perasaan keterasingan dan penurunan kepercayaan.
Kesembilan, krisis ekonomi dan kemiskinan. ketika rakyat mengalami kesulitan ekonomi yang berat dan pemerintah gagal mengatasi masalah tersebut dengan cara yang efektif, maka kepercayaan rakyat terhadap penguasa bisa melemah.
Kesepuluh, penyalahgunaan media dan propaganda. Ia memandang, penggunaan media untuk kepentingan politik atau propaganda untuk membenarkan kebijakan tertentu, tanpa mengedepankan fakta yang objektif, juga bisa merusak kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
“Kepercayaan rakyat kepada penguasa atau pemerintah sangat bergantung pada sejauh mana pemerintah dapat menunjukkan integritas, transparansi, dan kemampuannya dalam mengatasi permasalahan rakyat secara adil dan efektif,” pungkas Ahmad.[] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat