Menyingkap Wajah Sebenarnya Rezim Mesir dan Kroni-Kroninya

 Menyingkap Wajah Sebenarnya Rezim Mesir dan Kroni-Kroninya

Ketika Pintu-Pintu untuk Orang-Orang yang Lapar Ditutup Rapat dan Bantuan untuk Mereka Dilarang Mendekat

Di saat Gaza sedang mengalami salah satu momen paling zalim dan kejam dalam sejarah, di mana selain kematian akibat pemboman, anak-anak juga meninggal karena kelaparan, perempuan berduka, dan orang tua jatuh sakit, Mayor Jenderal Khalid Mujawir, Gubernur Sinai Utara, mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang paling mendasar, dan kewajiban ukhuwah islamiyah, dengan mengatakan:  “Jika rakyat Gaza mencapai tahap kelaparan, mereka punya tiga pilihan: pergi ke wilayah (Israel) dan disambut dengan tembakan, menceburkan diri ke laut, atau pergi ke Mesir, adalah hal yang mustahil.” Kata-kata ini mencerminkan sikap resmi yang tidak manusiawi dan tidak pantas bagi seorang pemimpin di negeri Islam. Pernyataan ini juga merupakan kejahatan politik terhadap saudara-saudara kita di Gaza, yang telah menderita di bawah pengepungan bersama yang diberlakukan oleh entitas Yahudi dan rezim Mesir selama lebih dari 18 tahun.

Rezim Mesir telah lama menggalakkan dukungan dan upaya bantuannya bagi rakyat Gaza, mendampingi mereka dalam menghadapi agresi. Namun, pernyataan Mujawir secara definitif menyingkap topeng ini dan mengungkapkan wajah sebenarnya dari kebijakan resmi terhadap Gaza; bahwa sebenarnya tidak ada dukungan, tidak ada simpati, dan tidak ada izin lewat bagi mereka yang putus asa atau lapar! Bahkan, masuknya warga Gaza ke Mesir dianggap “mustahil”, seolah-olah mereka adalah musuh.

Pernyataan gubernur ini tidak dapat dibaca secara terpisah dari konteks politik saat ini, yang membuat keputusan Mesir bergantung pada kemauan Amerika, yang melayani keinginan orang-orang Yahudi. Blokade yang diberlakukan di Gaza bukan semata-mata keputusan entitas Yahudi, melainkan implementasi bersama oleh entitas tersebut dan rezim Mesir, dengan dukungan langsung Amerika. Tujuannya adalah untuk mematahkan tekad rakyat Gaza dan memaksa mereka menyerah, bahkan membuat seluruh umat bertekuk lutut, membuat mereka putus asa dan kehilangan harapan akan perubahan.

Pernyataan Mujawir secara akurat mencerminkan strategi resmi yang memandang Gaza sebagai beban keamanan, alih-alih tanggung jawab yang didorong keimanan. Pernyataan tersebut memperkuat budaya menjelek-jelekkan rakyat Gaza di benak publik, menggambarkan mereka sebagai “ancaman potensial” yang harus dicegah memasuki Mesir dengan segala cara, seolah-olah mereka adalah wabah atau penjajah, bukan saudara seiman, bukan pula pencari keadilan, yang merupakan masalah seluruh umat, bukan hanya masalah mereka sendiri. Tanah Gaza dan seluruh Palestina adalah tanah kharajiah (tanah yang diperoleh melalui penaklukan, dengan peperangan atau perdamaian) yang merupakan milik seluruh umat, sehingga kewajiban untuk membebaskan dan melindunginya berada di pundak seluruh umat, terutama rakyat Mesir dan tentaranya, karena merekalah yang paling dekat dan paling mudah melakukannya.

Ketika seorang pejabat pemerintah menyatakan bahwa orang yang kelaparan dilarang memasuki negerinya, padahal ia tahu bahwa orang itu bisa mati jika tidak dapat masuk, sehingga ini adalah kejahatan total. Sekalipun peradilan yang korup di Mesir tidak meminta pertanggungjawabannya, namun Allah akan meminta pertanggungjawabannya di Hari Kiamat, dan sejarah tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada orang seperti dia. Nabi Muhammad saw bersabda:

«وَأَيُّمَا أَهْلُ عَرْصَةٍ أَصْبَحَ فِيهِمْ امْرُؤٌ جَائِعٌ فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُمْ ذِمَّةُ اللَّهِ تَعَالَى»

Penduduk negeri manapun yang berada di pagi hari, sementara di tengah-tengah mereka ada orang yang kelaparan, maka jaminan Allah telah lepas dari mereka.” (HR. Ahmad).

Hadits ini membantah semua dalih rezim yang mengaku “netral” atau “bermotif politik”. Jika rakyat Gaza saat ini sedang mati kelaparan, sementara pintu-pintu Mesir tertutup rapat untuk mereka, dan mereka dilarang mendapatkan makanan dan obat-obatan, maka jaminan Allah telah dilepas dari rezim-rezim ini. Sehingga siapa pun yang berkolusi dengan mereka, atau tetap diam tentang tindakan mereka, atau siapa pun di antara para ulama, tokoh media, dan politisi yang membenarkan mereka, adalah mitra dalam pengkhianatan, dan jaminan Allah pun telah lepas darinya.

Wahai rakyat Gaza: Bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian, karena kalian berada di jalan yang benar, dan kalian adalah orang-orang yang teguh, serta kalian berada dalam keadaan bertahan hingga Hari Kiamat. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan kalian, dan Dia tidak akan membiarkan darah kalian tertumpah sia-sia.

Wahai rakyat Mesir, wahai rakyat al-Kinanah: Ketahuilah bahwa Allah akan meminta pertanggungjwaban kalian tentang Gaza, Dia akan meminta pertanggungjwaban kalian tentang negeri kalian, yang tertutup bagi saudaranya, dan tentang keterlibatan kalian—melalui keheningan kalian—dalam pemblokadean dan kelaparan mereka. Karena itu, segeralah cabut pemblokadean atas mereka. Gaza saat ini tidak hanya membutuhkan pernyataan simpati atau konvoi bantuan, tetapi juga membutuhkan pasukan yang bergerak untuk membebaskannya dan membersihkannya dari orang-orang Yahudi.

﴿هَٰذَا بَلَاغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ﴾

(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.” (TQS. Ibrahim [14] : 52).

 

Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Mesir

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *