Menteri Dalam Negeri Prancis: Terorisme Islam Sunni Ancaman Paling Menonjol Bagi Negaranya dan Eropa

 Menteri Dalam Negeri Prancis: Terorisme Islam Sunni Ancaman Paling Menonjol Bagi Negaranya dan Eropa

Dalam kunjungan resminya ke Amerika Serikat, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menganggap bahwa “terorisme Islam Sunni” adalah ancaman paling menonjol bagi negaranya dan Eropa.

Dalam konteks yang sama, ia meminta Amerika Serikat untuk bekerja sama dalam memerangi terorisme, terutama sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.

“Kami datang untuk mengingatkan mereka bahwa bagi Eropa dan Prancis, bahaya pertama adalah terorisme Islam Sunni, sehingga kerja sama kontra-terorisme antara badan intelijen mutlak diperlukan,” kata Darmanin.

“Sementara orang-orang Amerika mungkin memiliki pandangan yang lebih patriotik tentang krisis (seperti) supremasi kulit putih, serta seringnya penembakan massal dan konspirasi, namun mereka tidak boleh melupakan apa yang tampak bagi kita di Eropa sebagai ancaman nomor satu: terorisme Sunni,” tambahnya.

Darmanin menunjuk pada “kembalinya bahaya” terkait dengan “terorisme Islam” yang menargetkan Prancis dan tetangganya di Eropa, akan tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Dia menyatakan penyesalannya atas “kepergian Amerika dari Afghanistan” dan penarikan Prancis dari wilayah Sahel Afrika, dalam hal ini dia berbicara tentang “konfigurasi ulang sel (ISIS) di kawasan Timur. Sehingga, inilah yang membuat ancaman-ancaman eksternal tersebut, mengingat peristiwa-peristiwa yang akan diselenggarakan oleh Prancis, merupakan stasiun-stasiun berisiko besar bagi serangan teroris.”

**** **** ****

Ini adalah pernyataan resmi anti-Islam, dan mengkhusukannya untuk (agama Sunni) dan bukan untuk (Syiah), yaitu hampir satu setengah miliar Muslim, dan dalam hal ini dia telah melampaui kewenangannya sebagai menteri yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri di negaranya, bahkan dia memobilisasi secara global untuk melawan agama ini, yang justru akan menjadi satu-satunya penyelamat dunia dari ketidakadilan dan kebrutalan ideologinya, Kapitalis, yang rusak dari semua aspeknya, moral, kemanusiaan, spiritual, dan bahkan material.

Semua orang tahu bahwa menteri ini, bersama dengan bosnya Macron, dan para borjuasi kolonial Paris yang tidak tahu malu, mengobarkan perang sengit di dalam negaranya untuk memaksa kaum Muslim agar memahami agama mereka sesuai dengan standar Barat, bahkan dia dikenal ekstremis dalam permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslim yang menolak untuk mematuhi hukum-hukum yang dibuatnya ini.

Mungkin penyesalan yang ditunjukkan oleh menteri ini atas kepergian Amerika dari Afghanistan, dan kritik atas penarikan negaranya dari wilayah Sahel Afrika, itulah yang menjelaskan keprihatinan dan ketakutannya terhadap perlawanan kaum Muslim karena operasi penyerangan terhadap mereka oleh Amerika di Afghanistan, dan oleh negaranya di Afrika Utara, sehingga menimbulkan kerugian yang paling parah pada mereka, yang memaksa mereka melakukan kepergian yang memalukan ini. Mereka adalah agresor, namun sang menteri ini membenci kaum Muslim untuk mengusir musuhnya. Ya begitulah logika kolonial yang sama yang tidak akan berubah.

Dan kami memberi tahu menteri ini dan orang-orang seperti dia, bahwa penyesalan ini tidak akan cukup bagi kami, tetapi kami berusaha untuk menanggapinya di masa depan dan dengan kekuatan, namun bukan untuk menjajah negaranya dan mencuri kekayaannya seperti yang mereka lakukan, melainkan untuk menaklukkannya dan membimbing rakyatnya, serta menyeru mereka pada agama Islam yang agung. Dan kami sampaikan kepadanya semoga kebaikan ini sampai kepada Anda, jika tidak kami berharap semoga sampai kepada anak cucu Anda [Al-Waie (Arab), Edisi 443, Tahun ke-38, Dzul-Hijjah 1444 H./Juli 2023 M.].

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *