Mengisi Ramadhan dengan Jihad fi Sabilillah

 Mengisi Ramadhan dengan Jihad fi Sabilillah

Mediaumat.info – Lebih dari sekadar shalat maupun iktikaf di masjid, menjadi pelajaran penting bagi umat bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat mengisi hari-hari Ramadhan mereka justru dengan berjihad fi sabilillah.

“Rasulullah dan sahabat-sahabat mengisi bulan Ramadhan ini dengan jihad fi sabilillah,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi dalam Tausiah Hari Ke-22: Ramadhan Bukan Sekadar Berpuasa, Sabtu (22/3/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.

Dengan kata lain, selama masih ada saudara seakidah dalam Islam mengalami kondisi sebagaimana menimpa Muslim Palestina, ada satu kewajiban penting bagi para penguasa negeri Muslim lainnya, terutama para panglima perang kaum Muslim untuk berjihad fi sabilillah.

Perkara itu ia sandarkan pada QS al-Baqarah [2]: 190, yang artinya: “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

“Demikian juga kita diperintahkan untuk mengusir orang-orang yang telah mengusir kaum Muslimin,” tambahnya, mengutip QS al-Baqarah: 191 yang artinya: “Dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu.”

Kata Farid lebih lanjut, inilah kewajiban jihad fi sabilillah yang mulia, yang seharusnya dilakukan oleh kaum Muslim terutama panglima-panglima perang yang saat ini masih diam ketika Gaza, bahkan Palestina secara umum diduduki oleh entitas penjajah Yahudi.

Menurut Farid, selama ini rakyat Palestina sudah terlalu cukup mengalami penderitaan. Dari genosida yang digencarkan entitas penjajah Yahudi akhir-akhir ini saja, telah menyebabkan kematian lebih dari 60 ribu jiwa. Tak hanya perempuan dan orang tua, anak-anak pun tak luput dari serangan brutal penjajah laknatullah yang juga menghancurkan banyak sekali fasilitas publik di sana.

Dengan kata lain pula, jelas Farid, kalau para penguasa negeri Muslim terutama negeri-negeri Arab justru masih mengambil sikap diam dan justru menjadi pelayan kepentingan negara-negara imperialis, kepada mereka para panglima peranglah harapan bertumpu untuk bergerak membebaskan tanah Palestina.

Lebih-lebih di bulan Ramadhan penuh berkah seperti saat ini, sebagaimana kemenangan demi kemenangan strategis di era terdahulu yang berpihak kepada umat Islam.

Dengan kata lain, betapa banyak peperangan di dalam Islam yang sebagian besar terjadi di bulan Ramadhan, justru Allah SWT menjadikan kemenangan berpihak pada umat Islam.

Sebutlah di antaranya Perang Badar, Perang Khandaq, Fathul Makkah berikut penghancuran 360 berhala yang semakin memperkokoh Islam sebagai sistem kehidupan.

Pun demikian kemenangan kaum Muslim pada Perang Syazunah (28 Ramadhan tahun 92 H). Dengan kemenangan itu, panglima Islam Thariq bin Ziyad berhasil membuka jalan bagi penyebaran Islam di Spanyol. Peristiwa ini juga menjadi awal dari peradaban Islam di Eropa, yang bertahan selama berabad-abad dan melahirkan kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Kemenangan umat Islam juga didapatkan atas Byzantium di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Mu’tashim Billah dalam Perang Amoria yang terjadi pada 17 Ramadhan 218 H.

Dipicu oleh permohonan kaum Muslim yang mengalami penindasan di wilayah Byzantium, dengan tekad yang kuat, Khalifah Al-Mu’tashim pun mengerahkan pasukan besar untuk menegakkan keadilan dan melindungi saudara seiman.

Kemenangan ini menjadi bukti keperkasaan umat Islam dalam menghadapi kekuatan Byzantium. Dengan ditaklukkannya kota Amoria yang merupakan benteng pertahanan utama, juga telah memberikan dorongan moral bagi kaum Muslim.

Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa Islam selalu hadir sebagai pelindung bagi mereka yang tertindas dan sebagai simbol keteguhan dalam memperjuangkan kebenaran.

Kemenangan umat Islam yang juga terjadi di bulan Ramadhan adalah pada Perang Ain Jalut (25 Ramadhan 658 H). Kala itu, gelombang serangan Mongol yang sebelumnya dianggap tak terkalahkan karena telah menghancurkan berbagai wilayah Islam, akhirnya mendapat perlawanan sengit pasukan Muslim yang dipimpin oleh Sultan Saifuddin Qutuz yang kemudian berhasil memukul mundur musuh.

Kemenangan ini menjadi titik balik yang menyelamatkan dunia Islam dari kehancuran total. Peristiwa ini membuktikan bahwa keteguhan iman dan kecerdikan strategi dapat mengalahkan musuh yang lebih besar.

Berikutnya, peristiwa kembalinya kota Antokia kepada umat Islam juga terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya 5 Ramadhan 666 H. Setelah lebih dari satu abad berada di bawah kekuasaan pasukan Salib, kota Antokia yang merupakan pusat perdagangan dan pertahanan strategis yang sangat penting, sehingga penguasaannya menjadi salah satu tujuan utama dalam perjuangan melawan pasukan Salib, akhirnya berhasil direbut kembali oleh umat Islam.

Maka itu, kalau memang di bulan Ramadhan saat ini kaum Muslim berikut para panglima perangnya melakukan hal yang sama yakni berjihad membebaskan negeri-negeri Muslim termasuk Palestina, Farid pun berharap, juga akan dimenangkan oleh Allah SWT.

“InsyaAllah di bulan Ramadhan ini juga, kalau panglima perang kaum Muslimin bergerak, tentara-tentara kaum Muslimin bergerak, insyaallah Palestina akan dibebaskan, Palestina akan dimenangkan,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *