Mengapa Barat Ingin Memisahkan Darfur?

 Mengapa Barat Ingin Memisahkan Darfur?

Ada tiga alasan mengapa Barat berupaya memisahkan wilayah Darfur dari Sudan:

Pertama bersifat politis, dimana kekuatan-kekuatan kolonial utama, khususnya Amerika dan Inggris, serta Prancis, melakukan intervensi dengan alasan-alasan yang berkaitan dengan negara-negara tetangganya, Chad dan Afrika Tengah, yang memandang pemisahan Darfur dan pemecahan Sudan sebagai tujuan strategis yang memastikan agar Sudan tidak bangkit dan menjadi negara kuat dengan wilayah yang luas, kekayaan yang melimpah, dan rakyat yang gemar berperang dan bertempur, yang mengancam kepentingan dan pengaruh mereka di seluruh kawasan. Oleh karena itu, kita menyaksikan campur tangan terus-menerus dalam urusan negara mana pun, terutama dari Amerika dan Inggris, dimana mereka ikut campur dalam setiap hal kecil dan besar, serta mendorong antek-amtek mereka di dalamnya untuk menyulut api perang dan pertikaian di antara komponen-komponen rakyat negara tersebut. Inggris, selama penjajahannya di Sudan, mulai menerapkan apa yang disebut kebijakan distrik tertutup pada tahun 1922 M, yaitu menutup wilayah selatan bagi penduduk Muslim di utara, sampai-sampai mereka melarang penggunaan kopiah dan masuknya ke pasar-pasar di selatan, karena dianggap sebagai simbol Islam! Begitulah yang mereka lakukan di wilayah Pegunungan Nuba, dan baru-baru ini mereka mengobarkan pemberontakan di wilayah Darfur melawan negara dengan klaim marginalisasi dan meneriakkan slogan pemisahan diri. Gerakan ini dimulai oleh Ahmad Ibrahim Diraige pada tahun 1963 melalui Gerakan Kebangkitan Darfur.

Kedua bersifat ekonomi, sebab wilayah ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah, termasuk emas, uranium, kobalt, dan tembaga dalam jumlah yang sangat besar. Juga, wilayah ini berada di atas danau minyak dan air tanah, dengan iklimnya yang beragam telah menghasilkan berbagai produk pertanian, terutama gom arab, komponen vital industri farmasi dan makanan. Sudan memproduksi 80% gom arab dunia. Lebih dari itu, wilayah ini memiliki populasi ternak yang sangat besar, menempatkan Sudan di peringkat keenam dunia dalam hal ini. Kekayaan ini telah menarik perhatian para pengincar kekayaan sehingga berusaha memisahkan wilayah ini dengan mendirikan negara kecil yang lemah yang akan memfasilitasi penjarahan sumber dayanya.

Ketiga bersifat agama, dimana kekuatan kolonial Barat telah tertarik pada Sudan sejak abad ke-19. Ekspedisi misionaris dan proselitisme yang terorganisir dimulai pada tahun 1843 dengan restu Khedive dari Mesir dan didukung oleh kekuatan-kekuatan besar saat itu: Portugal, Austria, Inggris, Prancis, dan Roma. Tujuan mereka adalah untuk melawan penyebaran Islam ke jantung Afrika sub-Sahara, karena mereka memandang Sudan sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke benua itu, dan mereka percaya bahwa pintu gerbang itu perlu ditutup. Tulisan-tulisan beredar di Barat yang menganjurkan penutupan pintu gerbang ke Afrika ini melalui Sudan dengan menanamkan sekularisme dan nasionalisme serta mendirikan salib. Hal ini berpuncak pada Konferensi Colorado pada tanggal 15 Oktober 1978, yang mempertemukan 150 misionaris terkemuka dunia. Mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah pusat penelitian dan pelatihan untuk kristenisasi kaum Muslim, sehingga pusat tersebut berfungsi sebagai pusat utama untuk tujuan kristenisasi kaum Muslim. Kemudian didirikan lembaga di Institut Samuel Zwemer di California untuk memperingati misionaris Zwemer, pelopor proyek kristenisasi di Palestina dan Syam yang diberkati.

Kebencian kaum Salibis dan Yahudi terus berlanjut dalam upayanya untuk memecah belah Sudan dan memisahkan Darfur. Pada Konferensi Gereja-Gereja Afrika di Lome, Togo, tahun 1987, gereja-gereja Sudan mempresentasikan sebuah makalah yang menyerukan pengusiran orang Arab dan Muslim dari Sudan, sebagaimana mereka telah diusir dari Andalusia, dengan dalih “menyelamatkan Sudan”. Ironisnya, militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 1989 di bawah panji “Revolusi Keselamatan”, yang didalangi oleh militer Amerika dan ahli strategi licik Jimmy Carter. Hal ini menggemakan kata-kata John Garang, pemimpin Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan, yang menyaksikan pembantaian kaum Muslim di Zanzibar. Pemberontakan Garang akhirnya berujung pada pemisahan diri Sudan Selatan, dengan restu Umar al-Basyir dan militer.

Dan kini militer Amerika mengikuti jejak yang sama dengan mengobarkan perang di Sudan sebagai langkah awal pemisahan diri Darfur. Penarikan pasukan militer dari kota-kota besar Darfur dan penyerahannya kepada para kriminal Pasukan Dukungan Cepat (RSF), di Nyala, Al Junainah, dan yang terbaru Al Fasyir, yang secara efektif telah memberikan RSF kendali atas seluruh wilayah, termasuk lima negara bagiannya. Pembentukan pemerintahan mereka merupakan indikasi jelas akan segera terjadinya pemisahan diri di wilayah tersebut. Amerika, Kuartet, dan Uni Eropa menyerukan perjanjian damai antara militer dan RSF, sebuah perjanjian yang hanya akan mengarah pada pemisahan diri atau membuka jalan bagi terpecahnya seluruh Sudan.

Sebagai penutup, saya sampaikan bahwa keberadaan partai ideologis, yang tulus ikhlas kepada Allah, Rasul-Nya, dan umat, yang para syabab (aktivis)-nya berjuang tanpa lelah siang dan malam untuk membongkar rencana penjajah kafir, dan mendirikan Khilafah yang dengannya agama ditegakkan, tanah-tanah kaum Muslim dipertahankan, tangan-tangan mereka yang merusak dan menjarah kekayaan umat diputus, dan negara-negara penjajah dibalas dua kali lipat atas semua kejahatan yang mereka lakukan, sehingga membuat mereka melupakan bisikan-bisikan setan … Sungguh keberadaan Hizbut Tahrir adalah katup pengaman bagi umat, dan saya memohon kepada Allah SWT untuk menganugerahkan kepada kita dan memuliakan kita dengan berdirinya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah. Allah SWT adalah Dzat Yang Berkuasa dan Mahakuasa untuk mewujudkan semuanya di hadapan kita. [] Ustadz Nashir Ridha – Ketua Lajnah Kontak Pusat Hizbut Tahrir di Wilayah Sudan

Sumber: alraiah.net, 26/11/2025.

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *