Marak Razia Jamaah Haji Ilegal, Cermin dari Kompleksitas Problem Sistemik

 Marak Razia Jamaah Haji Ilegal, Cermin dari Kompleksitas Problem Sistemik

MediaUmat Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menilai fenomena marak razia jamaah haji ilegal merupakan cermin dari kompleksitas problem sistemik yang sedang dihadapi umat Islam.

“Fenomena ini (marak razia jamaah haji ilegal) ya sebetulnya merupakan cermin dari kompleksitas problem sistemik yang sedang dihadapi umat Muslim pada umumnya,” tuturnya dalam Kabar Petang: Saudi Tangkap Ribuan Jamaah Ilegal, 269 Ribu Orang Diusir dari Makkah, Apa Ini? Sabtu (7/6/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurutnya, fenomena ini terjadi karena adanya kontradiksi antara, satu sisi, semangat religius umat dan, sisi yang lain, ketatnya regulasi pemerintah Arab Saudi dalam mengelola ibadah haji ini.

Dalam kontradiksi ini, sebut Yuana, setidaknya ada tiga poin yang perlu disampaikan.

Pertama, aspek kemanusiaan dan religius. Nah peristiwa tadi itu menunjukkan semangat iman sebagian umat ini, dalam rangka memenuhi rukun Islam yang kelima.

“Jadi, mereka nekat melintasi gurun pasir ya tanpa pelindung, menunjukkan betapa mendalamnya keinginan atau niat tersebut. Meski sangat berisiko dan bahkan berujung fatal ya seperti kasus yang terjadi pada warga Indonesia, tragis meninggal dunia karena kepanasan itu,” ujarnya.

Kedua, aspek hukum dan keamanan dari pemerintah Arab Saudi.

“Ini terkait dengan apa? Kuota haji ya. Kuota haji tetap jalan enggak apa-apa sebetulnya, meski sistem visa haji yang sangat ketat itu kan harusnya dilonggarkan. Bahkan kalau perlu tanpa visa seperti dulu ketika di era-era Umayyah, Abbasiyah, Utsmaniyah dulu,” bebernya.

Ketiga, fenomena ini, jadi cermin nyata ketimpangan sosial antara masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi dengan masyarakat yang mampu.

“Dengan ONH bahkan ONH plus macam-macam, terus ada Furoda dan lain sebagainya itu mendapat pelayanan yang super istimewa,” ucapnya.

Ia menyarankan, seharusnya pemerintah Indonesia memperkuat edukasi kepada masyarakat secara umum.

“Yang mau berangkat haji itu, memang sudah mampu. Perlu ditatsqif dengan materi-materi haji yang kuat, baik dalam aspek ritual, sosial, bahkan juga materi politik dalam Islam perlu disampaikan. Agar tidak terulang fenomena seperti ini,” kritiknya.

Kemudian, imbuhnya, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan diplomasi dan koordinasi dengan pihak Arab Saudi untuk memperluas kuota haji dan berbagai langkah-langkah yang lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yuana juga menyampaikan, fenomena ini adalah problem yang sangat sistemik. Karena, secara global kapitalisme masih mencengkeram negeri-negeri kaum Muslim, baik Arab Saudi, termasuk juga Indonesia, di negeri yang kita cintai ini.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *