Mantan Menteri Luar Negeri Qatar Sebut Militer Sudan Alat Pihak Asing

Mantan Menteri Luar Negeri Qatar, Syeikh Hamad bin Jassim, menganggap para pemimpin militer Sudan bertanggung jawab langsung atas kehancuran negara mereka, dan meyakini bahwa mereka telah menjadi alat pihak asing yang berusaha mencapai kepentingannya dengan mengorbankan stabilitas Sudan (sudanakhbar.com, 1/10/2025).

Pernyataan Syeikh Hamad bukanlah yang pertama. Pada Maret 2018, melalui cuitannya di platform X, ia mengatakan, “Semua negara Teluk telah mengalami pergantian pemerintahan, beberapa secara damai, beberapa dengan bantuan asing, dan beberapa dengan kekerasan. Kekerasan mencakup beberapa aspek, termasuk pembunuhan.” Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Hamad mengakui tindakan Al Jazeera selama Musim Semi Arab. Sudah diketahui umum bagaimana Al Jazeera mendistorsi revolusi Musim Semi Arab dan membantu mendaur ulang rezim-rezim penindas yang merupakan agen Barat, menggantikan mereka dengan wajah-wajah baru.

Para penguasa Muslim tidak peduli dengan nasib negeri dan rakyat mereka, karena mereka hanyalah para pegawai untuk tuannya, Amerika atau Inggris. Para penguasa Sudan, baik militer maupun sipil, bukanlah sesuatu yang baru; mereka adalah bagian dari cetakan mereka.

Semenjak runtuhnya Khilafah pada tanggal 28 Rajab 1342 H./3/3/1924 M., negeri-negeri kaum Muslim berada di tangan kaum kafir penjajah, kekuasaan mereka telah dirampas, kemudian negara-negara kecil fungsional berdiri, yang pada kenyataannya dikuasai oleh kaum kafir penjajah, dan diperintah oleh para penguasa yang berasal dari rakyat negeri itu melalui perwakilan; baik militer maupun sipil, maka ini tidak masalah, sebab tugasnya sama, yaitu kesetiaan kepada tuan Amerika atau Inggris, sehingga penguasa ini sama sekali tidak peduli apa yang menimpa rakyat: pembunuhan, pengungsian, dan kelaparan, contoh terburuknya adalah apa yang terjadi di Gaza, dan di negeri kami, Sudan, karena perang absurd ini telah menghancurkan negeri ini, dan menggusur rakyat melalui milisi-milisi yang dibentuk dan didukung, bahkan yang lebih buruk dari semua ini adalah, bahwa perang ini berupaya memisahkan Darfur melalui skenario yang sama dengan pemisahan Sudan Selatan, yang sebelumnya berhasil dilakukan.

Dengan demikian, tidak ada jalan keluar bagi rakyat Sudan dari tragedi dan konspirasi ini, kecuali dengan menegakkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan memotong tangan para perusak, mempersatukan negeri-negeri Muslim, dan memberikan kehidupan yang bermartabat bagi kaum Muslim. Bahkan, Khilafah akan berusaha menyelamatkan seluruh dunia dari kejahatan dan kebiadaban kapitalisme. [] Ibrahim Utsman (Abu Khalil), juru bicara resmi Hizbut Tahrir/Wilayah Sudan

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 3/10/2025.

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: