Dari Abu Hurairah RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يَأْتُونَكُمْ مِنْ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لَا يُضِلُّونَكُمْ وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ»
“Di akhir zaman nanti akan muncul para dajjal, para pendusta. Mereka mendatangi kamu dengan perkataan yang tidak pernah kamu dengar, juga bapak-bapakmu. Hendaklah kamu waspada, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan jangan sampai mereka mendatangkan fitnah bagi kamu.” (HR. Muslim).
Wahai Saudaraku Tercinta:
Ini adalah peringatan dari Rasul kita yang mulia, Muhammad SAW, di mana Beliau memberi tahu kita tentang sekelompok orang yang akan datang di akhir zaman, dan mereka berkata kepada orang-orang (masyarakat): Kami adalah para ulama dan syeikh yang menyeru kalian pada agama, padahal mereka berbohong tentang hal itu. Mereka berbicara dengan penuh kebohongan dan kepalsuan. Mereka membuat hukum-hukum batil dan kepercayaan-kepercayaan yang rusak, di mana semua itu mereka lakukan untuk membingungkan orang-orang (masyarakat) terhadap agamanya. Bahkan, mereka menggunakan cara-cara licik untuk mencapai keinginannya. Benar, umat tengah terinfeksi persis di jantungnya, dan ditikam dari belakang, ketika sekelompok ulama yang mengurusi masalah agamanya, mereka duduk di istana dan membagi orang-orang (masyarakat): Ini ke surga, dan ini ke neraka. Mereka menyeru orang-orang (masyarakat) ke surga dengan kata-kata mereka, juga menyeru mereka ke neraka dengan perbuatannya. Mereka memberikan fatwa dengan prinsip carrot and stick (wortel dan tongkat), yang merupakan metafora untuk penggunaan kombinasi hadiah dan hukuman guna mendorong pada perilaku yang diinginkan.
Wahai kaum Muslim:
Sungguh realitas ini merupakan bencana dan masalah besar, bahwa umat tengah kehilangan ulamanya yang akan membawanya ke jalan yang benar. Ulama adalah katup umat, kekuatan masyarakat, serta simbol peradaban, kemajuan dan stabilitas, yang dengannya kebenaran dan kebatilan, kebaikan dan keburukan, serta kesadaran dari kebodohan diketahui dan dibedakan, juga dengannya umat mengeti dan mengetahui kewajibannya kepada Allah, sebaliknya dengan hilangnya mereka, umat kini hidup dalam kebodohan, kemaksiatan, dan dekadensi moral (hilangnya akhlak). Padahal, di saat generasi pertama kaum Muslim, para Khalifah begitu hormat dan tawadhu’ di hadapan para ulama, karena kedudukannya dan kepercayaan umat kepada mereka, sebab mereka benar-benar menjadi seperti yang Allah kehendaki, yaitu ulama sebagai pewaris Nabi.
Namun saat ini kita melihat mereka di istana para penguasa. Bahkan, kita mendengar dari pernyataan-pernyataan mereka hal-hal aneh hingga membuat kita tergeleng-geleng. Beberapa dari mereka mengeluarkan fatwa tentang harambya menentang penguasa, dengan alasan bahwa dia adalah pemimpin, bukannya menjelaskan kepada orang-orang (masyarakat) tentang realitas mereka, dan bukannya menjadi yang pertama menentang terhadap mereka. Beberapa dari mereka ada yang menyerukan kepada negara sipil, dengan menyerukan bahwa negara Islam adalah negara sipil. Beberapa dari mereka ada yang mengimani demokrasi, dan menyamakannya dengan syura, dengan menyembunyikan realitas demokrasi yang sebenarnya dari masyarakat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Meskipun demikian, kami katakan: Sayang seribu sayang, hawai para ulama ‘salāthīn’, bahwa upaya Anda untuk menjauhkan umat dari agamanya, sia-sia belaka. Sungguh, umat kini sudah mengetahui jalannya, dan bahkan umat telah membulatkan tekadnya untuk melangkah menuju perubahan, menuju Khilafah yang dijanjikan, yang dalam waktudekat akan segera tegak kembali, dengan izin Allah SWT.
Ya Allah, segerakan tegakknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan menyatukan kaum Muslim, serta yang akan mengakhiri bencana dan mala petaka yang sejauh ini menyelimuti mereka. Ya Allah, terangi bumi dengan nur (cahaya)-Mu yang mulia. Allāhumma āmīn! [Abu Maryam]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 21/5/2022.