Lima Catatan Kritis terkait Dikriminalisasinya Pakar PBB Albanese

MediUmat – Setidaknya ada lima catatan kritis yang penting dipahami publik terkait dikriminalisasinya Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Francesca Albanese oleh pemerintah Amerika Serikat gegara memublikasikan pelanggaran Israel terhadap Palestina selama perang di Gaza. Hal itu diungkapkan Direktur Forum on the Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.com, Ahad (13/7/2025).
Pertama, AS adalah pendukung utama pelaku genosida. Menurut Farid, sanksi kepada Francesca Albanese menunjukkan bahwa AS bukan hanya melindungi Israel, tetapi juga menyerang siapa pun yang membongkar kejahatan genosidanya.
“Ini menegaskan posisi AS sebagai aktor utama penjajahan dan pembantaian di Palestina,” bebernya.
Kedua, cerminan omong kosong hak asasi manusia (HAM) versi AS. Ketika seorang pakar resmi PBB dihukum karena menyuarakan kebenaran, maka seluruh klaim HAM ala Barat terbukti palsu dan hipokrit.
“HAM hanyalah alat politik yang dipakai ketika menguntungkan agenda imperialis mereka,” tegasnya.
Ketiga, kegagalan total PBB dalam menghadapi dominasi AS. Meskipun Francesca adalah bagian dari mekanisme resmi PBB, jelas Farid, institusi ini tidak mampu melindungi independensinya.
“Ini membuktikan PBB tidak lebih dari alat yang dikendalikan oleh kekuatan besar, khususnya AS,” sebutnya.
Keempat, saatnya umat Islam bersatu menolak arogansi AS dengan menegakkan khilafah. Menurutnya, umat Islam tidak boleh lagi bergantung pada lembaga internasional seperti PBB yang dikendalikan musuh.
“Satu-satunya solusi hakiki adalah penegakan khilafah islamiah yang akan menghadapi penjajahan dan membela umat dengan kekuatan nyata,” tegasnya.
Kelima, umat Islam harus meninggalkan PBB dan membangun kekuatan global sendiri. Menurutnya, realitas hari ini menuntut terbentuknya blok global baru berbasis syariah, yang menyatukan potensi kaum Muslimin dan menghentikan dominasi kolonialisme global atas negeri-negeri Islam.
“Umat Islam tidak boleh lagi jadi korban diplomasi palsu dan lembaga internasional yang dikuasai musuh. Saatnya kembali pada kekuatan umat: syariah dan khilafah!” pungkasnya.[] Joko Prasetyo
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat