Kritik MBG, Praktisi: Jika Dasarnya Bukan Islam akan Rusak

MediaUmat – Praktisi Kesehatan Ilman Silanas menilai, apapun program pemerintah termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG), jika cara pandang atau pemikiran dasarnya bukan dari Islam maka secara sistem maupun individual akan rusak.
“Jika mabda’-nya atau cara pandang kehidupannya bukan Islam, akan rusak, tidak hanya rusak secara sistem tapi rusak secara individual,” kritiknya dalam Special Interview: Program MBG Menuai Kecaman, Sabtu (4/10/2025) di kanal YouTube Rayah TV.
Sebab, menurutnya, meski memiliki orientasi kemanusiaan maupun pelayanan sekalipun, tetapi kalau program dimaksud dilaksanakan dalam lingkup kapitalisme enggak bakalan kompatibel.
Artinya, program yang direncanakan bakal menyerap anggaran sebesar Rp1,2 triliun setiap hari mulai Januari 2026 untuk 82,9 juta anak di seluruh Indonesia ini, sangat mungkin ditunggangi pihak-pihak yang hanya berorientasi pada keuntungan.
“Seakan-akan program bancakan yang tidak peduli terhadap output-nya seperti apa, karena orangnya berorientasinya sudah materialistis, hanya melihat keuntungannya saja,” jelasnya.
Sebut saja mitra dapur MBG yang notabene perusahaan atau yayasan penyedia dan pengelola dapur khusus atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), bisa dipastikan bakal mengambil margin (laba) dari anggaran Rp10.000 per porsi, yang merupakan penurunan dari rencana anggaran sebelumnya Rp15.000.
“Bayangkan dari Rp10 ribu, dia harus mengambil margin berapa untuk biaya karyawannya, untuk maintenance peralatannya, untuk pembiayaan rutin listrik, gas, dan sebagainya?” tandasnya, seraya menyebut sisa anggaran setelah itu bisa turun menjadi Rp6.000 per porsi.
Tak ayal dalam upaya meraih keberkahan, yakni bertambahnya kebaikan secara kontinu (ziyadatul khair), kata Ilman lebih lanjut, enggak bakalan bisa dilakukan. Akhirnya, sebagaimana program-program lain, MBG ini pun berpotensi bisa berhenti di tengah jalan.
“Saat apa? Saat dianggap sudah enggak nguntungin, atau (dianggap) malah membebani APBN, karena sering kita seperti itu,” ujar Ilman, seperti halnya subsidi-subsidi yang terkesan tiba-tiba dicabut dengan dalih membebani anggaran negara, menguras devisa (khususnya impor), tujuan sudah tidak tepat sasaran, serta untuk mengalihkan dana ke pos yang lebih positif.
Tak Cukup Niat Baik
Karena itu, tidak cukup hanya dengan niat awal yang baik. Tetapi niat yang harus bersumber dari kekuatan ruhiah pengabdian yang memiliki konsekuensi pertanggungjawaban kepada Allah SWT kelak di Hari Akhir.
Maknanya, seorang pemimpin dalam tupoksi memimpin rakyatnya, harus dipandu dengan syariah agar tidak terjadi pelanggaran terhadap syariah, ataupun melakukan perkara-perkara semisal akad yang justru diharamkan Islam.
Demikian, penerimaan program ini harus dipengaruhi oleh keyakinan bahwa dasar dari setiap program harus sejalan dengan nilai-nilai dan syariat Islam agar dapat membawa keberkahan dan tidak merusak tatanan masyarakat.
Pun, kendati secara teknis terdapat problem yang harus dievaluasi, umat bisa menelusuri dan menemukan permasalahan lebih sistematis atau bahkan ideologis, yang menjadi titik awal adanya kekacauan di negeri ini.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar),” ucapnya, mengutip QS ar-Rum: 41.
Karenanya, tragedi keracunan MBG yang terus berulang di berbagai daerah di Indonesia, bisa jadi karena ‘perbuatan tangan manusia’ sebagaimana para mufasir memaknainya sebagai perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sebagian umat sehingga korban peserta didik pun berjatuhan.
Karenanya pula, Ilman mengajak seluruh umat untuk senantiasa menetapkan dalam jiwa bahwasanya Islam adalah solusi atas seluruh permasalahan kehidupan, serta memohon agar Allah SWT tak sedikitpun memalingkan kepada selain Islam.
“Ya muqallibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (“Wahai Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”), ini yang pertama. Yang kedua, banyak-banyak belajar terkait dengan bagaimana Islam mengatur kehidupan kita,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat