Mediaumat.id-Dalam Kongres al-Islam Hindia II yang diselenggarakan di Garut pada 19-21 Mei 1924, tampak Pemimpin Kongres Haji Agus Salim dengan lantang berorasi menyampaikan kesimpulan kongres di hadapan seluruh tokoh-tokoh Islam yang hadir.
“Kongres al-Islam Hindia menghendaki persatuan, dan sudah menjadi tugas kongres ini untuk mencari solusi dalam masalah Khilafah,” demikian bunyi orasi yang dibaca ulang Akhmad Adiasta, narator film dokumenter sejarah Islam Jejak Khilafah di Nusantara 2 (JKDN 2), dalam tayangan JKDN 2 yang premier pada Rabu (20/10/2021) secara daring.
Adiasta menjelaskan, diselenggarakannya momen besar yang berselang hanya dua bulan dari tanggal dihapuskannya Khilafah Utsmaniah 3 Maret tersebut, sebagai respons dari resonansi kekalutan global atas gejolak yang muncul setelahnya. Maka itu, berbagai organisasi Islam di Nusantara beserta para tokohnya, langsung bergerak cepat dan bersama-sama mencari solusi.
Untuk diketahui, para tokoh dari berbagai organisasi Islam yang hadir di antaranya, HOS Tjokroaminoto dan H. Agus Salim dari Sarekat Islam; H. Fakhruddin dari Muhammadiyah; Syekh Ahmad Soorkatie dari al-Irsyad; KH Wahab Hasbullah dari Tasywirul Afkar; KH Raden Asnawi Kudus dari perwakilan ulama tradisionalis.
“Juga segenap tokoh-tokoh lain dari Persyarikatan Ulama, Musyawaratul Ulama, Jamiat Khair, Syamailil Huda, Nahdlatul Wathan dan organisasi Islam lainnya di Nusantara,” tambahnya.
Tak hanya dari Garut, al-Azhar, institusi pendidikan tertua di dunia Islam pun turut merespons. “(Mereka) mengadakan suatu Muktamar Khilafah yang nantinya mengundang wakil-wakil umat Islam dari maghrib wal masyriq, dari mulai bagian barat dunia Islam sampai kemudian bagian timur dunia Muslimin dalam hal ini adalah kaum Muslim di Hindia-Belanda,” pungkasnya.[] Zainul Krian